NH Korindo: Harga Wajar PP Properti Seharusnya Rp 260 Per Saham
Nilai wajar harga saham PT PP Properti Tbk (PPRO) seharusnya bisa mencapai Rp 260 per saham atau lebih tinggi sekitar 32 persen
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai wajar harga saham PT PP Properti Tbk (PPRO) seharusnya bisa mencapai Rp 260 per saham atau lebih tinggi sekitar 32 persen dibandingkan harga saham saat ini.
Hal itu dikatakan Faozan Hadi, analis NH Korindo, dalam laporan riset yang ia buat pada Rabu (6/12/2017).
Menurut Faozan, berdasarkan laporan riset NH Korindo tersebut, pihaknya merekomendasikan "buy" saham PPRO.
Faozan mengatakan, ada beberapa katalis utama yang menjadi pendorong kinerja anak usaha PT PP Persero Tbk (PTPP) itu. Lokasi proyek yang prospektif misalnya, itu mampu menopang pertumbuhan laba bersih PPRO.
Lihat saja, pada kuartal III 2017, PPRO berhasil mencatatkan net profit sebesar Rp 125 miliar, meningkat sekitar 21,0 persen secara year on year. Adapun net margin laba bersih Perseroan tercatat sebesar 17 persen per September 2017.
“Net profit ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan realisasi net profit pada periode-periode sebelumnya. Peningkatan laba bersih ini disebabkan oleh lokasi prospektif yakni di Bekasi, Surabaya, Depok, Semarang, dan Malang, yang nilainya terus ditingkatkan oleh pengembangan terencana oleh PPRO,” jelas Faozan, Senin (11/12/2017).
Kelas menengah yang menjadi target PPRO, lanjut dia, merupakan basis konsumen yang kuat. Selama periode Januari-September 2017, PPRO berhasil mencatat pertumbuhan marketing sales sebesar 87 persen year on year menjadi Rp 840 miliar. Pencapaian marketing sales ini melanjutkan kinerja yang cukup baik sejak kuartal II 2017.
“Kami melihat bahwa konsistensi marketing sales didukung oleh hasil yang cukup baik pada produk apartemen yang memiliki lokasi prospektif bagi kelas menengah,” paparnya.
Faozan menilai, diversifikasi PPRO ke proyek apartemen mahasiswa merupakan langkah yang tepat. Pasalnya, konsistensi pertumbuhan marketing sales akan ditopang oleh peluncuran apartemen-apartemen baru yang dibangun di atas lahan dengan luas total mencapai 200 hektar.
“PPRO mulai mendiversifikasikan produk apartemen dengan menyasar segmen mahasiswa. PPRO telah menyiapkan produk apartemen di Depok, Jatinangor, Surabaya, dan Solo yang berlokasi dekat dengan kampus ternama,” tuturnya.
Faozan mengatakan, PPRO juga mendapatkan potensi pertumbuhan baru dari proyek-proyek pembangunan hunian berkonsep Transit Oriented Development (TOD). Sebagai salah satu anak perusahaan BUMN, PPRO memiliki pipeline mengembangkan proyek TOD antara lain di kawasan Stasiun Juanda.
“Kombinasi dari proyek apartemen yang sudah ada dan rencana diversifikasi akan menopang keberlanjutan pertumbuhan kinerja PPRO,” katanya.
Analis memprediksi pendapatan PPRO di tahun 2018 akan meningkat sekitar 34 persen menjadi Rp 3,261 triliun. Adapun laba Perseroan diproyeksikan tumbuh 40 persen menjadi sebesar Rp 566 miliar pada 2018.
Sementara itu, Taufik Hidayat, Direktur Utama PPRO mengemukakan, pihaknya optimistis mampu mengukir kinerja yang lebih baik di tahun 2018.