Sektor Perkebunan Menggeliat, Bakrie Sumatra Plantations Bukukan Penjualan Rp 1,1 Triliun
"Kinerja perseroan akan terus membaik pada tahun ini. Apalagi, berdasarkan siklus, produksi sawit mencapai puncaknya di semester II setiap tahunnya."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) membukukan nilai penjualan sebesar Rp 1,1 triliun sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2017.
Mengutip laporan keuangan perseroan per 30 September 2017 yang dirilis Selasa, 19 Desember 2017 disebutkan, perseroan membukukan peningkatan laba kotor sebesar 66 persen ke Rp 500 miliar dan laba operasi Rp 182 miliar sampai dengan kuartal-3 2017 dibandingkan periode sama 2016.
“Manajemen UNSP optimis, kinerja perseroan akan terus membaik pada tahun ini. Apalagi, berdasarkan siklus, produksi sawit biasanya mencapai puncaknya di semester II setiap tahun,” kata Direktur & Investor Relations UNSP, Andi W. Setianto.
Perseroan terus bekerja keras melakukan serangkaian program revitalisasi perkebunan dan fasilitas produksi untuk menjaga produktivitas kebun inti sawit dan karet, di tengah fluktuasi harga komoditas CPO (Crude Palm Oil) dunia di sembilan bulan pertama 2017 serta diskon harga jual CPO domestik akibat kebijakan CPO Fund Pemerintah memungut USD 50 per ton CPO untuk subsidi program biodiesel nasional.
Menurut Andi, harga komoditas sawit utama yaitu CPO berfluktuasi dari level bulanan USD 800 per ton CIF Rotterdam di Januari hingga ke level USD 650 di Juli dan ke level 720 di September 2017.
“Perseroan mengikuti protokol RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) and ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) yang menjunjung tinggi prinsip ramah lingkungan dan keberlanjutan, diantaranya kebijakan “zero-burning” (tanpa membakar) dalam melakukan kegiatan perkebunan,” paparnya.
Siapkan Bibit Unggul
Perseroan juga melakukan inovasi melalui pengembangan bibit unggul yang menghasilkan produksi buah sawit lebih banyak dengan luasan lahan kebun yang sama.
Dengan luas pertanaman sawit nasional kurang lebih 10 juta hektar, total produksi hanya sekitar 30 juta ton CPO per tahun, dengan bibit unggul maka potensi produktivitas bisa meningkat menjadi 80 juta ton CPO per tahun setelah program replanting.
Produktivitas bibit unggul Perseroan bisa menghasilkan 35 ton buah sawit per hektar dan ekstraksi CPO nya 23%, atau sekitar 8 ton CPO per hektar per tahun, sesuai hasil lapangan bibit unggul Perseroan yang sudah disertifikasi.
Dengan bibit unggul, luas lahan kebun tidak perlu bertambah menghasilkan produksi CPO berlipat ganda meningkatkan lagi produksi biodiesel untuk ketahanan energi nasional.
Perseroan melihat bibit unggul dan pendampingan petani pemilik lahan pertanaman sawit nasional kurang lebih 4 juta hektar adalah kunci produktivitas berkelanjutan sawit sebagai komoditas strategis nasional.
Direktur Utama UNSP, Bayu Irianto menambahkan, strategi peningkatan produktivitas berkelanjutan yang sedang dilakukan akan lebih banyak lagi dirasakan dampak positifnya dalam jangka menengah dan panjang.
“Melanjuti fokus peningkatan produktivitas kebun dan pabrik, kami akan lanjutkan dengan langkah konkrit peningkatan produktivitas aset lainnya dan perbaikan struktur permodalan. Kami optimis, dalam jangka menengah dan panjang nanti perusahaan ini akan kembali bangkit menemukan momentum yang terbaik menjadi salah satu perusahaan perkebunan yang memiliki fundamental bisnis yang kuat,” katanya.