Pertumbuhan Ekonomi 2017 Tak Sesuai Target, Begini Strategi Menko Darmin
Darmin menambahkan, selama pemerintahan Jokowi-JK dimulai pemerintah telah menyadari pentingnya mendorong sektor industri
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2017 masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan lantaran masih tak sesuai dengan target pemerintah.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia menargetkan ekonomi Indonesia bakal bertumbuh hingga 5,17 persen di 2017. Namun, realisasinya, di sepanjang tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya bertengger di kisaran 5,05 persen.
Menurut JK, gerak ekonomi dalam negeri tidak dapat terlepas dari adanya faktor eksternal dan internal. Meski indikator-indikator ekonomi nasional membaik, namun nyatanya masih terjadi anomali pada perekonomian nasional.
Baca: Luapan Kangen Egy Maulana Vikri untuk Timnas dari Amerika Bikin Heboh
"Kenapa pertumbuhan kita tidak secepat negara lain, inflasi rendah, utang kita terjaga, politik nasional kita baik, stabil, harga komoditas yang dulu selalu dikambinghitamkan dalam ekonomi itu sekarang sudah baik," kata Jusuf Kalla di Gedung BEI Jakarta, Selasa (2/1/2017).
Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui, di 2017 memang pertumbuhan ekonomi di beberapa negara Asia Tenggara yang tadinya rendah seperti Malaysia maupun Singapura masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal tersebut lantaran negara-negara itu memiliki sektor industri yang jauh lebih besar peranannya terhadap perekonomian Indonesia.
“Ketika pertumbuhan ekonomi global membaik, dengan cepat mereka bisa memanfaatkannya," kata Darmin.
Sementara Indonesia, lanjut Darmin sebagian besar ekspor masih didominasi oleh hasil sumber daya alam. Oleh karena itu, lanjut dia, sangat penting untuk mendorong pertumbuhan di sektor industri.
Darmin menambahkan, selama pemerintahan Jokowi-JK dimulai pemerintah telah menyadari pentingnya mendorong sektor industri. Akan tetapi, diakuinya, langkah itu masih kerap terganjal gejolak perlambatan ekonomi dunia.
"Kami sudah koordinasi dengan sektor perindustrian yang industri apa saja yang harus kami kembangkan, dengan mengekspor tidak hanya untuk kebutuhan dalam negeri kalau hanya bertahan pada kebutuhan dalam negeri pertumbuhannya tidak akan besar. Maka kita harus mengekspor," pungkas Darmin.