Inilah Evolusi Persaingan E-commerce di Indonesia Tahun 2017
Hasil riset Google Temasek, mencatat angka penjualan e-commerce akan mencapai USD 10,9 miliar, meroket 41% dari angka USD 5,5 miliar pada 2015 lalu.
TRIBUNNEWS.COM - Bisnis e-commerce di Indonesia tumbuh cukup bagus di tahun 2017 lalu. Hasil riset Google Temasek, mencatat angka penjualan e-commerce akan mencapai USD 10,9 miliar, meroket 41% dari angka USD 5,5 miliar pada 2015 lalu.
Badan koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan, nilai investasi di sektor e-commerce sepanjang 2017 lalu mencapai lebih dari USD 5 miliar. Bisnis e-commerce kini menjadi sektor ekonomi paling strategis dan masih akan menjadi primadona para investor di 2018 ini.
Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh pola belanja masyarakat yang bergeser ke perdagangan online, terutama penggunaan aplikasi mobile untuk berbelanja.
Evolusi yang terjadi pada aplikasi belanja di Indonesia sudah mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Aspek keamanan, kelengkapan produk, dan kepraktisan seringkali menjadi alasan utama ketika memilih marketplace dibandingkan berbelanja online yang lain. Apalagi promo yang diberikan masing-masing perusahan e-commerce semakin mempengaruhi keputusan para pembeli dalam memilih platform e-commerce. Bagi yang kerap berbelanja di aplikasi online, pasti sudah terbiasa dengan promo-promo yang diberikan masing-masing perusahaan e-commerce.
Berdasarkan data peringkat aplikasi mobile shopping (Google Play dan App Store) setiap minggu dari Appnie bulan januari hingga Desember 2017, terdapat data peringkat lima besar aplikasi mobile berdasarkan rangking rata-rata di setiap kuarter.
Rinciannya adalah:
1. Shopee meraih prestasi sebagai aplikasi mobile nomor 1
2. Blibli yang merajai twitter dan facebook
3. Peningkatan pada zalora
4. Persaingan ketat lazada dan tokopedia
5. Hijup masih menjadi ratu instagram
Pertumbuhan sektor e-commerce ini faktanya juga membuat pebisnis gerai ritel di Indonesia mengalihkan bisnisnya dari offline ke online. Tak sedikit pula para online shop di Instagram ikut beralih berjualan ke platform e-commerce seperti Shopee.
Ini karena platform e-commerce tersebut memiliki fotur Instashop X Shopee, yang memungkinkan para pedagang di Instagram dapat memasukkan produk yang mereka jual di media sosial ke akun mereka di e-commerce tersebut.
Sebagai pemain yang masih terbilang baru di e-commerce Indonesia, bisnis Shopee tumbuh cukup konsisten, buah dari upaya mereka memperkecil jarak dengan e-commerce lain yang sudah bermain lama di Indonesia. Shopee mengalami pertumbuhan yang signifikan di tujuh pasarnya, dengan nilai annualized Gross Merchandise Value (GMV), lebih dari USD 5 miliar dan sekitar 80 juta unduhan di seluruh wilayah.
Salah satunya adalah lewat strategi penguatan pada komunitas penjualnya seperti contohnya Instashop X Shopee tersebut.
Strategi lain yang digunakan platform e-commerce ini melalui iklan dan penempatan iklan di beberapa tempat strategis. Contohnya saja iklan video bertema “Jokowi KW bagi-bagi sepeda”, dalam iklan tersebut, Jokowi KW membagikan hadiah-hadiah sepeda kepada seorang pelajar yang berhasil menjawab pertanyaannya. Iklan ini bahkan membuahkan hasil berupa penghargaan untuk Shopee di ajang “Bright Awards Indonesia 2017” untuk kategori Iklan Paling Berkesan.
Selain itu, iklan “Jokowi KW” ini juga ditempatkan di lokasi-lokasi yang dekat dengan masyarakat, diantarnaya video pendek yang diputar sesaat sebelum kita menikmati film di bioskop (cinema filler) dan penempatan iklan media luar ruang di motor-motor ojek online.
Itu sebabnya, platform e-commerce ini bisa meraih prestasi menjadi aplikasi belanja di mobile nomor satu berdasarkan iprice Insights dan Minsights.
Penulis: Dessita Chairani / Editor: Choirul Arifin