Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

BEI Tegaskan Perusahaan Rugi Bisa Melantai di Pasar Modal

Bursa Efek Indonesia memberi kesempatan besar bagi perusahaan rintisan berbasis teknologi (startup) untuk menjadi perusahaan publik

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Sanusi
zoom-in BEI Tegaskan Perusahaan Rugi Bisa Melantai di Pasar Modal
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia memberi kesempatan besar bagi perusahaan rintisan berbasis teknologi (startup) untuk menjadi perusahaan publik. Sebab, kata dia, selama ini banyak yang masih enggan memuluskan niatnya melangsungkan IPO lantaran perusahaan startup tersebut masih merugi.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio menjelaskan, perusahaan rugi bisa menjadi perusahaan publik dengan catatan bisa menyertakan proyeksi kapan akan memperoleh keuntungannya.

“Perusahaan rugi boleh IPO tapi mereka harus buat proyeksi kapan untungnya, kami minta kalau bisa dua tahun sudah untung. Aturan kami dua tahun," kata Tito di Gedung BEI, Sudirman, Jakarta, Selasa, (20/2/2018).

Baca: Kebakaran Lahan dan Hutan Makin Meluas di Riau, Mencapai 641 Hektare

Selain aturan mengenai proyeksi keuntungan dalam dua tahun, BEI juga mengharuskan perusahaan yang akan IPO memiliki aset berwujud atau nett tangible asset sebesar Rp 5 miliar.

“Nett tangible asset Rp 5 miliar, Go-Jek pasti bisa," kata Tito.

Sementara itu, mengenai kapitalsasi perangkat lunak, BEI saat ini masih menunggu pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Jika aturan tersebut sudah rampung, kata Tito akan banyak perusahaan rintisan yang bisa mendaftar untuk IPO.

BERITA TERKAIT

“Kalau itu bisa, banyak yang banget yang bisa IPO,” jelas dia.

Sebelumnya rencana Go-Jek melantai di pasar modal dalam negeri terkendala karena regulasi di Indonesia. President dan co-founder Go-Jek Andre Soelistyo mengungkapkan, salah satu regulasi tersebut antara lain mengenai keharusan mencatatkan laba.

Alih-alih mendapatkan dana dari publik, belum lama ini perusahaan besutan Nadiem Makarim ini justru mendapat suntikan modal dari Astra International sebesar Rp 2 triliun atau setara 150 juta dolar AS. Tak lama berselang, Grup Djarum melalui GDP Ventures juga ikut menanamkan modalnya di Go-Jek.

Namun demikian, Analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta menilai, jika fundamental perusahaan Go-Jek positif, maka peluang untuk melantai di pasar modal cukup besar.

“Jika kinerja fundamental GOJEK selalu positif, maka peluang untuk menyukseskan IPO cukup besar karena didorong oleh animo yang kuat dari para pelaku pasar,” ungkap Nafan, saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (22/2/2018).

Nafan membeberkan, untuk menjadi perusahaan terbuka, pelaku pasar lebih cenderung memperhatikan kinerja fundamental perusahaan yang positif.

“Para pelaku investor lebih condong memperhatikan kinerja perusahaan yang positif,” tukas dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas