Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proses uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test untuk calon gubernur Bank Indonesia (BI) dilakukan hari ini, Rabu (28/3/2018) oleh Komisi XI DPR.

Perry warjiyo menjadi calon tunggal yang disodorkan Presiden Joko Widodo ke DPR untuk menjalani uji ini, menggantikan Agus DW Martowardojo yang berakhir masa jabatannya pada Mei 2018.

Perry Warjiyo lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah, 25 Februari 1959.

Ia merupakan Sarjana Ekonomi lulusan Universitas Gadjah Mada tahun 1982.

Perry melanjutkan pendidikan mendapat gelar Master of Science (Msc) di bidang ekonomi moneter dan internasional dari Iowa State University, Amerika Serikat, tahun 1989.

Perry meraih gelar Ph.D untuk bidang yang sama yaitu ekonomi moneter dan internasional dari Iowa State University tahun 1991.

Perjalanan karier Perry di dunia moneter cukup panjang.

Dia mengawali karier sebagai staf sebagai staf Gubernur Bank Indonesia pada 1992-1995, setelah itu ia menjabat Kepala Biro Gubernur.

Di tahun 2001 Perry diangkat sebagai project leader Unit Khusus Program Transformasi BI. pada 2003 ia menduduki jabatan Direktur Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan.

Sebelum ditetapkan sebagai Deputi Gubernur, Perry menjabat sebagai Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, dan menerima penugasan di Bank Dunia IMF sebagai Direktur Eksekutif South East Asia Voting Group (SEAVG) pada 2007-2009. Dalam jabatannya tersebut, Perry mewakili 13 negara yang tergabung dalam SEAVG.

Pengangkatan Perry sebagai Deputi Gubernur BI didasarkan pada Keputusan Presiden 28/P Tahun 2013, dan secara resmi menjabat per tanggal 15 April 2013 untuk periode 2013-2018.

Baca: Soal Utang Pemerintah yang Bengkak, Begini Sindiran Keras Mantan Gubernur BI ke Sri Mulyani

Perry dikenal sebagai pengajar di beberapa universitas di Indonesia, termasuk pada program Pascasarjana Universitas Indonesia di bidang ekonomi moneter dan ekonomi keuangan internasional.

Dirinya dikenal menguasai isu-isu ekonomi dan memiliki riset dalam kebijakan moneter internasional, transformasi organisasi dan kebijakan moneter, pendidikan dan riset kebanksentralan, pengelola devisa dan utang luar negeri, juga sebagai penulis buku, jurnal maupun makalah di bidang ekonomi, moneter, dan isu internasional.

Presiden Jokowi mengaku memilih Perry karena alasan pengalaman, rekam jejak, prestasi, serta kemampuan dalam penguasaan di lapangan.