Diprediksi Tak Lama Lagi, Mesin ATM Bakal Punah
Prediksi ini membuat sebagian orang khawatir, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil. Mereka akan kehilangan akses terhadap uang tunai
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM - Transaksi uang kertas menurun drastis seiring beralihnya gaya hidup orang berbelanja online di Inggris.
Hal itu meyakinkan John Howells, CEO Link, bahwa mesin ATM akan segera musnah, setelah makin banyaknya kantor bank yang tutup.
Howells percaya penurunan penarikan tunai akan merugikan ATM dan berujung pada penutupan.
Prediksi ini membuat sebagian orang khawatir, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil. Mereka akan kehilangan akses terhadap uang tunai.
Sebab, karena nggak ada ATM, konsumen harus menarik uang dari pemilik toko atau pengecer. Ini membuat para pengecer dan pemilik toko rentan jadi sasaran kriminal karena seperti dipaksa menimbun uang dalam jumlah besar.
“Entah 5 atau 10 tahun lagi akan datang masanya di mana kita nggak memiliki ATM. Kita butuh cara lain bagi konsumen untuk mengakses uang tunai yakni melalui pengecer," ungkap John Howells kepada Mail Online.
Rencana penutupan ini berarti beberapa orang harus berjalan berkilo-kilometer untuk menarik uang tunai karena toko-toko kecil, pub, dan kafe nggak menyediakan mesin ATM.
Baca: Menteri Budi Sebut Terminal 2 Bandara Soetta Tak Lagi Layani Penerbangan Internasional
Peringatan tersebut datang saat bank-bank menutup cabang di kota dan desa-desa yang nggak menguntungkan. Link, yang mengoperasikan 70.000 mesin ATM di Inggris, berencana mengurangi 20 persen mesinnya.
Kelompok pelobi ekonomi Inggris khawatir, itu adalah rencana mengakhiri peredaran uang tunai selamanya.
Wah, Inggris sudah makin dekat dengan masa berakhirnya uang fisik. Bagaimana Indonesia?
Artikel ini pertama kali tayang di Intisari dengan judul "Menyusul Dinosaurus, 10 Tahun lagi Mesin ATM Akan Punah"