TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba bersih sebesar Rp 5,5 triliun di triwulan I 2018. Perolehan laba bersih tersebut tercatat naik 10,4 persen secara tahunan.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyatakan, perolehan laba bersih di triwulan I 2018 ditopang oleh pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional yang meningkat 8,7 persen dari Rp 13,5 triliun di triwulan pertama 2017 ke posisi Rp 14,7 triliun di triwulan I 2018.

Sementara itu, portfolio kredit meningkat 15 persen secara tahunan menjadi Rp 470 triliun dengan dana giro dan tabungan (CASA) yang terkerek 11,3 persen secara tahunan di angka Rp 451 triliun.

“Kita cukup terkejut pertumbuhan kredit bisa naik 15 persen karena tertolong pertumbuhan kredit di triwulan IV 2017, sehingga di triwulan 2018 bisa positif,” kata Jahja saat paparan kinerja perseroan di Bali Room, Hotel Kempinski, Jakarta, Senin (23/4/2018).

Sebagai gambaran, pada akhir Maret 2018, rincian pertumbuhan portfolio kredit BCA untuk kredit korporasi meningkat 17,6 persen secara tahunan menjadi Rp 179,4 triliun. Ada pun, kredit komersial dan UKM naik 14,4 persen secara tahunan menjadi Rp 166,7 triliun.

“Pada kuartal I 2018, permintaan kredit segmen bisnis lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya," papar Jahja.

Tercatat, di triwulan I 2018, kredit konsumer tumbuh 12 persen secara tahunan menjadi Rp 123,9 triliun yang disumbang dari Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang naik 10,6 persen dan kredit kendaraan bermotor (KKB) yang naik 14,6 persen.

Ada pun, rasio kredit bermasalah (NPL) berada pada level 1,5 persen di akhir Maret 2018. Rasio cadangan terhadap kredit bermasalah (loan loss coverage) tercatat sebesar 183,6 persen.

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) per akhir Maret 2018 tercatat meningkat 9 persen secara tahunan menjadi Rp 583,5 triliun.