Bappenas Ungkap Cara Pemerintah Perkuat Kerjasama Pembangunan dengan IDB
program Reverse Linkage merupakan kerja sama pembangunan antara IDB dan sesama negara anggota IDB
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Cara Pemerintah Perkuat Kerjasama Pembangunan dengan IDB
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah, melalui Kementerian PPN/Bappenas turut aktif dalam program Reverse Linkage atau salah satu program utama dalam mendukung implementasi dokumen Member Country Partnership Strategy (MCPS) 2016-2020.
Hal tersebut dilakukan mengingat Indonesia termasuk bagian dari anggota Islamic Development Bank (IDB), sehingga turut mendukung implementasi dokumen strategis dan instrumen utama kerjasama antara IDB dan Indonesia.
Baca: Jokowi Ingin Busana Muslim Tanah Air Kuasai Pasar Dunia
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, program Reverse Linkage merupakan kerja sama pembangunan antara IDB dan sesama negara anggota IDB yang memiliki kemampuan dalam menyediakan keahlian teruji, pengetahuan, penerapan teknologi, serta best practices yang berorientasi pada hasil untuk mengakselerasi pembangunan ekonomi dan sosial.
"Melalui skema Reverse Linkage, pemerintah telah melaksanakan kerjasama dengan Pemerintah Kyrgyzstan untuk meningkatkan produktivitas di bidang peternakan," ujar Bambang, Jakarta, Kamis (26/4/2018).
Menurut Bambang, kerjasama ini banyak disorot karena merupakan salah satu contoh bagaimana Indonesia sukses membantu negara IDB lain dalam kerangka Reverse Linkage, sehingga Bappenas mengeluarkan buku Mapping Indonesias Resource Centers.
Buku ini berisi seluruh rangkaian kegiatan Mapping Indonesias Resource Centers yang difasilitasi IDB untuk menyediakan solusi-solusi dalam menghadapi tantangan pembangunan.
Baca: Usai Bertemu Jokowi, Para Desainer Indonesia Siap Jadikan RI Pusat Fesyen Busana Muslim
Program Reverse Linkage diharapkan mendukung promosi produk dan teknologi nasional di negara-negara anggota IDB, serta meningkatkan citra dan pengakuan terhadap branding Indonesia di kawasan serta menampilkan keunggulan komparatif dan keahlian yang dimiliki oleh Indonesia di negara berkembang lainnya.
Penerbitan buku bertujuan untuk meningkatkan peran Indonesia dalam Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) dengan memanfaatkan wilayah-wilayah keahlian dan keuntungan kompetitif melalui kerangka Reverse Linkage.