Lakukan Efisiensi, Kinerja Pupuk Indonesia Makin Kinclong
PT Pupuk Indonesia (Persero) berhasil meningkatkan penyaluran pupuk bersubsidi selama tahun 2017.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - PT Pupuk Indonesia (Persero) berhasil meningkatkan penyaluran pupuk bersubsidi selama tahun 2017.
Secara keseluruhan, Pupuk Indonesia menyalurkan 9,3 juta ton pupuk untuk sektor PSO (Public Service Obligation) dengan rincian 4,1 juta ton urea, 2,68 juta ton NPK, 851 ribu ton SP36, 961 ribu ton ZA dan 688 ribu ton pupuk organik.
Jumlah penyaluran PSO ini meningkat dari 9,18 juta ton di tahun 2016. Sedangkan penjualan ke sektor non subsidi mencapai 2,19 juta ton.
Baca: Vonis Praperadilan Diabaikan, Hakim Dinilai Melanggar Hukum
Dalam siaran pers yang diterima redaksi, Direktur Utama Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat, mengungkapkan, meskipun dapat menyalurkan pupuk bersubsidi lebih besar dibandingkan jumlah tahun 2016, justru Perusahaan dapat menekan biaya penyaluran subsidi sehingga menghemat beban biaya subsidi yang dibayarkan Pemerintah.
“Kami menerapkan kebijakan untuk menekan biaya-biaya, terutama efisiensi konsumsi bahan baku dan biaya distribusi pupuk, sehingga Perusahaan turut berkontribusi mengurangi beban subsidi Pemerintah sebesar Rp1,88 triliun”, kata Aas.
PT Pupuk Indonesia (Persero) berhasil melampaui target laba yang ditetapkan Pemegang Saham sebesar 150,2% dari target RKAP.
Pada tahun 2017, BUMN pupuk tersebut mencatatkan laba sebesar Rp3,08 triliun, lebih besar dari target sebesar Rp2,05 triliun, dengan total pendapatan mencapai Rp58,96 triliun.
Perolehan laba tersebut sebenarnya masih lebih rendah dibandingkan tahun 2016, yaitu sebesar Rp3,53 triliun.
“Penyebabnya, pertama karena kita melakukan efisiensi sehingga mengurangi pendapatan subsidi. Selain itu, harga komoditi urea dan amoniak internasional juga mengalami penurunan sangat drastis sehingga mengurangi pendapatan Perusahaan dari sektor pupuk non subsidi”, kata Aas.