Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Dibandingkan DP 0 Rupiah, Konsumen Butuh Bunga Rendah dan Tenor Panjang

kebijakan relaksasi Loan to Value ( LTV) yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) tidak bisa mendorong kebangkitan sektor properti.

Editor: Sanusi
zoom-in Dibandingkan DP 0 Rupiah, Konsumen Butuh Bunga Rendah dan Tenor Panjang
WARTA KOTA/JUNIANTO HAMONANGAN
Contoh rumah tapak yang akan dibangun sebanyak 100 unit dengan DP Rp 0 di Kelurahan Rorotan, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Associate Director Investment Service Colliers International Indonesia Aldi Garibaldi menuturkan, kebijakan relaksasi Loan to Value ( LTV) yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) tidak bisa mendorong kebangkitan sektor properti.

Alih-alih dapat menarik minat konsumen membeli rumah, kebijakan populis ini justru berpotensi meningkatkan Non Performing Loan (NPL) properti.

"Saya tegaskan tidak berpengaruh sama sekali. Terutama untuk kelas menengah bawah," kata Aldi menjawab Kompas.com, usai pemaparan Colliers Quarterly Property Market, di Jakarta, Rabu (4/7/2018).

Dengan kebijakan ini, lanjut Aldi, konsumen justru akan terbebani cicilan tinggi setiap bulannya karena mereka dibebaskan dari membayar uang muka atau down payment (DP).

Sementara di sisi lain, tenor atau jangka waktu kredit maksimal hanya 15-20 tahun dengan suku bunga yang masih terhitung tinggi.
"Konsumen sebenarnya butuh bunga KPR rendah dan jangka waktu cicilan yang panjang ketimbang DP 0 Rupiah," tambah Aldi.

Jadi, concern BI seharusnya utak-atik amortisasi tenor hingga maksimum 30 tahun, dan suku bunga rendah. Bukan malah mortgage concern.

Kalangan menengah bawah, kata Aldi, tidak akan menunggak cicilan, karena mereka tahu bahwa properti tersebut pada akhir tenor akan menjadi asetnya.

Berita Rekomendasi

Hal ini berbeda dengan kalangan menengah atas yang menjadikan kredit properti sebagai instrumen utang opsional dan properti yang dibelinya hanya sebagai salah satu instrumen investasi.

Menurut Aldi, jika BI mengutak-atik atau mengubah suku bunga lebih rendah yang dibarengi perpanjangan tenor justru akan berdampak signifikan dan mendorong akselerasi sektor properti.

Kalau BI atau pemerintah hanya concern pada sisi mortgage, maka yang terjadi adalah sekuel "Klapa Village" di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, yang hingga kini tidak jelas nasibnya.

"Tidak ada bank yang mau membiayai. Termasuk BUMD perbankannya. Jadi, pemerintah tuh harus mempersiapkan infrastrukturnya, semuanya termasuk mekanismenya, sumber pembiayaannya, suku bunganya, amortisasi tenor," cetus Aldi.

Hal senada dikatakan Dosen Kelompok Keahlian Perumahan Permukiman Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SKPPK) Institut Teknologi Bandung (ITB) Jehansyah Siregar.

Dia menilai, kebijakan BI kali ini seakan 'latah' dengan wacana rumah DP 0 Rupiah yang digagas Pemprov DKI.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Konsumen Butuh Bunga Rendah dan Tenor Panjang Ketimbang DP 0 Rupiah"

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas