Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Peningkatan Kinerja Diproyeksi Kerek Harga PGAS Sampai Rp 4.500

T Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menargetkan peningkatan kinerja keuangan pasca akuisisi PT Pertamina Gas tuntas dibayarkan pada September 2018.

Penulis: Sanusi
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Peningkatan Kinerja Diproyeksi Kerek Harga PGAS Sampai Rp 4.500
Tribunnews/JEPRIMA
Petugas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dan Jaya Konstruksi saat memperbaiki pipa gas bumi yang mengalami kebocoran akibat galian di Jalan Bekasi Raya, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (25/4/2018). PGN berkordinasi dengan instansi terkait seperti muspika, kepolisian, pemadam kebakaran, rumah sakit dan masyarakat sekitar juga dilakukan dengan cepat sehingga PGN mampu melakukan sterilisasi dengan radius 100 meter dari titik kebocoran termasuk mematikan seluruh sumber panas seperti mesin kendaraan maupun alat berat progres perbaikan pipa gas sudah mencapai 80% dan akan rampung malam ini. Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sanusi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menargetkan peningkatan kinerja keuangan pasca akuisisi PT Pertamina Gas (Pertagas) tuntas dibayarkan pada September 2018.

Analis memperkirakan akuisisi tersebut bakal mendongkrak operasional dan penjualan gas bumi yang akan mengerek harga saham PGAS ke level Rp 4.500 dalam 12 bulan ke depan.

"Harga wajar PGAS pada 12 bulan mendatang akan berada pada level Rp 4.500. Masih terdapat potensi kenaikan harga PGAS dari harga saat ini di level Rp 1.640," kata Analis Narada Asset Management, Kiswoyo Adie Joe, Senin (16/7/2018).

Menurut Kiswoyo, aksi korporasi tersebut merupakan rangkaian dari upaya pembentukan holding BUMN migas sehingga memperoleh dukungan yang kuat dari pemerintah.

Dia memperkirakan pembelian 51 persen saham Pertagas dapat menambah dan menjamin portofolio pasokan gas bumi serta gas bumi cair (LNG) dan menambah masif pembangunan infrastruktur jaringan pipa gas bumi bagi PGN.

"Dengan dilakukannya akuisisi Pertagas oleh PGN diharapkan bisa mewujudkan efisiensi di seluruh mata rantai, mulai dari kepastian sumber gas hingga distribusi yang diharapkan mewujudkan harga gas yang kompetitif," jelas Kiswoyo.

Baca: Polisi Kejar Pria Berinisial F terkait Kasus Pembuangan Dua Jasad Bayi Kembar

Berita Rekomendasi

Pasca akuisisi Pertagas, maka PGN yang akan mengendalikan sekitar 96 persen dari distribusi gas dan infrastruktur transmisi pipa gas di Indonesia.

Monopoli bisnis gas yang direstui pemerintah tersebut dinilai akan memberikan keuntungan maksimal bagi PGN dalam jangka panjang.

"Laba bersih PGN akan mulai naik kembali secara stabil pada akhir 2018 ini," jelas Kiswoyo.

Earning Per Share Naik 19 Persen
Kiswoyo mengungkapkan, proses pembangunan infrastruktur gas pun diharapkan tidak lagi terjadi tumpang tindih.

Hingga kuartal I 2018, PGN mencatat posisi aset sebesar 6,46 miliar dolar AS, sedangkan sampai akhir tahun 2017, Pertagas mencatat nilai asetnya sebesar 1,92 miliar dolar AS.

Dia menganalisis, dengan asumsi tingkat pengembalian investasi dari ekuitas (return on equity/ROE) PGN yang diprediksi sebesar 75 persen pada akhir tahun ini, laba bersih per saham (earning per share/ EPS) PGN tahun ini akan meningkat sekitar 19 persen.

Selain itu PGN juga akan memiliki level beta saham 1,67, Risk Free Return sebesar 5,25 persen, dan rasio harga per saham (price to earning ratio per share/ PER) tertinggi tahun ini diperkirakan sebesar 30x.

"Kami melihat PGAS di tahun 2018 ini EPS nya bisa tumbuh 19 persen dari EPS tahun 2017 sebesar Rp 135 menjadi Rp 161 pada akhir 2018 ini," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas