Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pemerintah Diminta Perbaiki Tata Niaga Pertanian dan Peternakan

Ditegaskan, contoh paling nyata adalah kebijakan bawang putih dan telur. Pemerintah mewajibkan tanam 5% kepada para importir untuk mengejar

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Pemerintah Diminta Perbaiki Tata Niaga Pertanian dan Peternakan
ISTIMEWA
Ilustrasi telur ayam. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Anggota Dewan Pertimbangan Aliansi Masyarakat Sipil Untuk Indonesia Hebat (ALMISBAT), Syaifil Bahri mengungkapkan OperasiPasar (OP) merupakan jurus lama Pemerintahm dalam mengendalikanharga.

Dari tahun ke tahun instrumenini yang selalu digunakan. "Seperti tidak ada cara lain yang lebih efektif dan memberikan dampak jangka panjang untuk memperbaiki dan menjaga supplay-demand  beberapa kebutuhan pokok rakyat Indonesia”, katanya, Jumat (20/7/2018).

Hal ini ia kemukakan menyikapi heboh harga bawang putih yang tidak terkendali. Kini, telur ayam menjadi langka dan mahal di pasar. 

Dalam pernyataannya yang diterima tribunnews.com, Syaiful juga menjelaskan, OP merupakan instrumen jangka pendek dan bersifat reaktif.

Dalam beberapa kesempatan memang cukup efektif untuk menurunkan harga seperti yang dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian Perdagangan menjelang bulan puasa dan lebaran selama dua tahun berturut-turut.

Namun demikian, menurutnya, cara ini tidak bertahan lama jika tidak didukung basis produksi yang cukup dan konsisten untukmenjagasuplaitidakberkurang. Tata niaga produksi komoditi yang menjadi kebutuhan pokok rakyat termasuk telurayam harus diperbaiki.

Rantai produksi darimulai bibit sampai pasar harus ditinjau ulang. Pemerintah jangan lagi berteriak-teriak cari kambing hitam. Semua itu terjadi karena ada mafia," katanya. 

BERITA REKOMENDASI

"Seringkali regulasi-regulasi yang tidak perlu dan membatasi sektor produksi dan perdagangan justru menciptakan korupsi, nepotisme. Dan monopoli baru oleh segelintir elit politik dan pengusaha yang dekat dengan pejabat-pejabat kementerian," katanya lagi.

Ditegaskan, contoh paling nyata adalah kebijakan bawang putih dan telur. Pemerintah mewajibkan tanam 5% kepada para importir untuk mengejar swasembada bawang putih.

Alih-alih memberikan solusi terbaik bagi tataniaga bawang putih nasioal, lanjutnya malah menjadi ajang perebutan kuota impor. Sehingga memberi peluang praktek suap menyuap antara pengusaha dan pejabat.

"Demikian juga dengan impor  ayam, penunjukan importir tunggal kepada PT Berdikari (Persero) yang merupakan salahsatu BUMN nasional membuat para peternak ayam lokal kesulitanmemperoleh doc, kalaupunadahargamahal," katanya.

Persekutuan monopoli antara BUMN dengan distributor besar justru mematikan para peternak ayam lokal. Jika hal ini terus dibiarkan yang terjadi adalah lahirnya monopoli baru di sektor pertanian dan peternakan.


Syaiful menegaskan kembali, sudah saatnya pemerintah memilik  strategi jangka panjang untuk memperbaiki tata produksi dan tata niaga di sektor pertanian dan peternakan. Dan juga harus fokus, jangan semua mau dibatasi dan dimonopoli.

“Hal ini akan membuat sektor pertanian di Indonesia tidak bisa berkembang dan sulit bersaing dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara”, ujarSyaifulBahari yang juga Ketua DPP PetaniNasDem ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas