Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Bisnis

Jokowi Minta Peningkatan Ekspor Diperhatikan Agar Cadangan Devisa Negara Menguat

"Saya minta dua hal penting yang utama yang perlu kita perhatikan bersama yaitu pengendalian impor dan peningkatan ekspor," ujarnya

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Jokowi Minta Peningkatan Ekspor Diperhatikan Agar Cadangan Devisa Negara Menguat
Biro Pers Setpres/Intan
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat menggelar rapat terbatas di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (31/7/2018) 

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Saat menggelar rapat terbatas di Istana Bogor, Jawa Barat, Presiden Joko Widodo meminta jajaran pemerintahan untuk memastikan terkendalinya impor dan di saat yang sama melakukan peningkatan ekspor.

Hal itu sebagai bagian dari strategi untuk memperkuat cadangan devisa negara.

"Saya minta dua hal penting yang utama yang perlu kita perhatikan bersama yaitu pengendalian impor dan peningkatan ekspor," ujarnya sesuai keterangan pers Biro Pers Istana Kepresidenan, Selasa (31/7/2018).

Presiden memimpin rapat terbatas yang membahas strategi untuk memperkuat cadangan devisa negara agar daya tahan ekonomi Indonesia semakin kuat dan meningkat terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.

Sebagai strategi pertama, Kepala Negara meminta jajarannya untuk mengevaluasi kembali sejumlah impor yang saat ini dilakukan.

"Saya minta dievaluasi lagi secara detail impor barang-barang yang tidak bersifat strategis yang perlu kita setop dulu atau dikurangi," ucapnya.

Terkait dengan kebijakan impor ini, dirinya kembali menekankan konsistensi penerapan aturan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dalam industri nasional yang telah digalakkan selama beberapa waktu belakangan.

Berita Rekomendasi

Konsistensi penerapan aturan TKDN ini sangat diperlukan untuk mendorong pertumbuhan sektor industri substitusi impor.

"Tidak kalah pentingnya adalah mengenai peningkatan penggunaan kandungan dalam negeri (TKDN). Ini juga saya kira 1,5 atau 2 tahun lalu kita bicarakan tapi dalam implementasi ada yang masih setengah-setengah," tuturnya.

Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan jajaran menteri terkait saat rapat terbatas di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (31/7/2018)
Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan jajaran menteri terkait saat rapat terbatas di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (31/7/2018) (Biro Pers Setpres/Intan)

Dalam hal peningkatan ekspor, Presiden meminta jajarannya untuk membuat daftar prioritas terkait dengan komoditas ekspor utama yang akan mendatangkan devisa bagi negara.

Dengan daftar itu, pemerintah akan lebih mudah dalam membuat kebijakan mengenai produk-produk ekspor mana yang harus diperkuat.

Lebih jauh, Presiden juga menginstruksikan jajarannya untuk fokus dalam penyelesaian hambatan-hambatan yang ditemui oleh para eksportir nasional.

"Kemarin kita telah bertemu dengan eksportir kecil, sedang, dan besar. Ada beberapa hal yang nanti secara detail akan saya sampaikan. Kalau memang ada hambatan perdagangan saya juga minta agar segera diselesaikan," kata Presiden.

Selain itu, sebagai tindak lanjut dari rapat terbatas sebelumnya mengenai percepatan pelaksanaan mandatori biodiesel, ia juga mengingatkan agar hasil rapat terbatas tersebut untuk segera diimplementasikan.

Penghematan yang diperoleh dari implementasi kebijakan itu tentu akan bermanfaat bagi cadangan devisa negara.

"Data yang saya terima berpotensi menghemat devisa dari impor BBM yang sangat besar, yaitu USD21 juta setiap harinya," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas