BPS: Laju Inflasi Bulan Juli 0,28 Persen
“Ini hal biasa, puncak konsumsi itu selalu Ramadan dan Lebaran, Ramadan sudah selesai, harga sudah kembai normal,” kata Suhariyanto
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Choirul Arifin
![BPS: Laju Inflasi Bulan Juli 0,28 Persen](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/suhariyanto-nih2_20180214_133730.jpg)
Laporan Reporter Tribunnews, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan laju inflasi bulan Juli 2018 sebesar 0,28 persen secara bulanan. Sementara inflasi berdasarkan tahun kalender tercatat di level 2,18 persen. Sedangkan inflasi secara tahunan adalah 3,18 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, laju inflasi bulan Juli 2018 tercatat lebih rendah dari inflasi di Juni 2018 sebesar 0,59 persen karena momen Ramadan dan Lebaran telah usai.
“Ini hal biasa, puncak konsumsi itu selalu Ramadan dan Lebaran, Ramadan sudah selesai, harga sudah kembai normal,” kata Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (1/8/2018).
Suhariyanto menjelaskan, komponen penyumbang inflasi tertinggi ada pada kelompok bahan makanan. Beberapa komoditas yang turut menyumbang inflasi pada Juli 2018 di antaranya adalah telur ayam ras, daging ayam ras dan komoditas hortikultura seperti sayuran dan cabai.
“Komponen bahan makanan menyumbang andil inflasi sebesar 0,18 persen,” kata Suhariyanto.
Baca: Dishub DKI Berharap Aturan Ganjil Genap Bisa Permanen Usai Penyelenggaraan Asian Games 2018
Sementara, kelompok pengeluaran lainnya seperti sandang menyumbang andil inflasi 0,02 persen disusul kelompok perumahan sebesar 0,04 persen, makanan jadi 0,09 persen.
Kelompok pengeluaran kesehatan dan pendidikan menyumbang andil inflasi masing-masing sebesar 0,01 persen dan 0,07 persen.
Dari 82 yang disurvei BPS, sebanyak 68 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sorong sebesar 1,47 persen dan terendah terjadi di Depok, Banyuwangi, dan Surabaya masing-masing sebesar 0,03 persen.
Sementara, 14 kota mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Ambon sebesar 1,45 persen dan terendah terjadi di Palembang sebesar 0,01 persen.