Dua Kunci Utama Stabilkan Rupiah Menurut Jokowi
Mengutip data Bloomberg, pagi ini pukul 09.15, rupiah di pasar spot berada di level 14.962 per dollar AS.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Barratut Taqiyyah Rafie
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rupiah masih belum beranjak dari level Rp 14.900 per dollar AS.
Mengutip data Bloomberg, pagi ini pukul 09.15, rupiah di pasar spot berada di level 14.962 per dollar AS.
Terkait pelemahan rupiah, Presiden Joko Widodo akhirnya angkat bicara.
Dia mengatakan, saat ini pemerintah terus melakukan koordinasi di sektor fiskal dan moneter untuk mengatasi pelemahan rupiah terhadap dollar AS.
Menurutnya hal itu merupakan kunci utama untuk menstabilkan nilai tukar.
"Kunci (koordinasi) itu ada dua, di investasi yang harus meningkat dan ekspor yang harus meningkat juga," katanya di Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/9).
Keduanya dinilai bisa menyelesaikan defisit transaksi berjalan.
"Kalau ini selesai, itu akan menyelesaikan semuanya," tambah Presiden.
Bahkan untuk hal ini, dirinya telah memberikan target kepada para menterinya agar dalam satu tahun bisa menyelesaikan defisit transaksi berjalan.
Langkah-langkah yang sudah dilakukan pemerintah untuk hal tersebut di antaranya penerapan B20 yang sudah mulai berjalan per bulan ini.
Presiden berpendapat, hal ini bisa mengurangi impor minyak.
"Perkiraan kita bisa hemat US$ 5-6 miliar. Kemudian kalau CPO kita pakai sendiri untuk B-20 maka suplai ke pasar turun, sehingga kami harapkan harga CPO juga naik. Ini sudah merangkak naik," jelas dia.
Baca: Nyaris Tembus Ambang Batas Psikologis! Sore Ini Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 14.935 Per Dolar
Kedua, peningkatan muatan lokal (TKDN) di proyek-proyek pemerintah.
Bahkan, kata Presiden hal ini akan juga disampaikan kepada swasta agar lokal konten diperhatikan.
"Kalau kita bisa pakai semuanya komponen dalam negeri akan ada penghematan US$ 2-3 miliar," kata Presiden.