Ramai-ramai Tukar Dolar, 'Mumpung Lagi Tinggi Nih'
Harga dollar sedang tinggi, maka kesempatan menukar uang harus dilakukan segera, sebelum harganya kembali turun
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang hari Kamis (6/9) siang, lalu lalang orang tampak terlihat di Gerai Penukaran Uang (Money Changer) di kawasan Sabang, Jakarta Pusat. Beberapa diantaranya mengaku akan melakukan penukaran uang Dollar Amerika Serikat ke Rupiah.
Andi Hendrawan contohnya, seorang karyawan yang berkantor di Jalan Thamrin, mengatakan kepada Tribun, ingin menukarkan dollar yang disimpannya dalam dompet untuk ditukarkan ke rupiah. "Iya nih lumayan lah 100USD. He-he-he," ucapnya sembari tersenyum.
Dia mengaku mendapat hasutan dari rekannya yang sudah menukarkan uang sebelumnya. Menurut temannya, harga dollar sedang tinggi, maka kesempatan menukar uang harus dilakukan segera, sebelum harganya kembali turun.
"Teman sih, kemarin bilang ke saya. Mumpung lagi tinggi nih. Jadi tuker sekarang saja. Besok-besok kalau rendah lagi, beda lagi nanti harganya," kata dia.
Andi tersenyum usai transaksi dengan staf penukaran. Uang dollar yang ditukarkannya bukanlah hasil pembelian sebelumnya. Melainkan pemberian dari kerabatnya ketika berkunjung ke Amerika Serikat awal tahun ini. Dollar saat ia menukar, masih di angka Rp 14.904. "Lumayan lah dapat satu setengah juta kurang dikit," jelasnya.
Di Gerai lain, seorang penjaga mengaku penukaran uang tidak terlalu signifikan. Transaksi paling tinggi, hanya ada seseorang yang membawa 1500USD. Itu pun pada Rabu (5/9) sore kemarin. Sementara transaksi lainnya dari mata uang Real ke Rupiah atau Dollar Australia ke Rupiah karena kebanyakan dari yang menukar adalah ekspatriat yang sedang berlibur ke Jakarta.
"Kalau di daerah sini yang tukar dollar Amerika jarang sih. Kebanyakan Australia sama Arab. Jadi penukaran enggak terlalu signifikan sih. Biasa saja," kata Eka.
Sementara itu, pada penutupan Kamis (6/9), Rupiah menguat di angka RP 14.892 per dollar Amerika Serikat. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan siapapun yang masih menyimpan dollar akan rugi. Alasannya, Rupiah akan terus mengalami penguatan.
"Harus juga mereka tahu, bahwa kita cenderung bisa mengendalikannya. Siapa yang simpan-simpan dollarnya, nanti rugi belakangan itu," jelasnya.
"Hari ini sudah terbukti kan? Hari ini lebih rendah dibanding yang kemarin kan? Baguslah, jadi ada pengaruh daripada kebijakan pemerintah. Artinya jam-jam ini turun," lanjut JK. (Tribunnews/Amryono Prakoso)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.