Pemerintah Berlakukan Biodiesel B20, Aptrindo Minta Insentif Peremajaan dan Suku Cadang
"Secara asosiasi, Aptrindo sudah minta insentif ke pemerintah. Karena hanya unit-unit tahun 2016 keatas yang bisa beroperasi secara baik pakai B20"
Penulis: Brian Priambudi
Editor: Choirul Arifin

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Brian Priambudi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah mulai menerapkan penggunaan bahan bakar biodiesel B20 mulai September 2018 ini.
Pemberlakuan biodiesel B20 membuat Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia meminta insentif kepada pemerintah untuk peremajaan dan pengurangan tarif impor suku cadang.
Managing Director Domestic Division PT Bina Sinar Amity (BSA) Logistics, Jenminy Muljaya mengatakan permintaan tersebut dikarenakan hanya unit tahun 2016 keatas yang dapat beroperasi secara baik menggunakan B20.
"Secara asosiasi, Aptrindo sudah minta insentif ke pemerintah. Karena hanya unit-unit tahun 2016 keatas yang bisa beroperasi secara baik pakai B20," ujar Jenminy saat ditemui Tribunnews.com di JIExpo Kemayoran, Kamis (13/9/2018).
Permintaan tersebut juga didasari oleh sifat B20 yang mengandung air, sehingga biaya maintenance semakin tinggi dan pergantian oli akan semakin sering.
Baca: Usai Memberondong Istri dengan Air Gun, Deni Hidayat Kabur ke Rumah Teman
"Tentu dengan B20 biaya maintenance lebih tinggi. Karena B20 kan menyerap air sehingga pergantian oli akan lebih cepat hingga kira-kira 20%," paparnya.
PT BSA Logistics pun sudah melakukan peremajaan unit kendaraan yang dapat menggunakan bahan bakar biodiesel B20.
Baca: Pejabat Ikut Dukung Salah Satu Capres, Pengamat: Itu Tak Etis
Walaupun, unit kendaraan bary itu harus dilakukan perubahan pada filter mesin.
"Unit baru kami diatas 2016 keatas. Sehingga kami hanya ada sedikit perubahan. Penambahan filter saja, karena secara teknis mesin dia bisa menerima B20," tutupnya.