BI: Volatilitas Rupiah Masih Terjaga
Bank Indonesia menyatakan volatilitas Rupiah masih terjaga kendati depresiasinya sejak awal tahun ini sebesar 8,97 persen.
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Sanusi
TRIBUNENWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia menyatakan volatilitas Rupiah masih terjaga kendati depresiasinya sejak awal tahun ini sebesar 8,97 persen.
Berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, hari ini, posisi Rupiah menguat ke posisi Rp 14.919 per dolar Amerika Serikat.
“Nilai tukar Rupiah masih mengalami tekanan depresiasi dengan volatilitas terjaga. Depresiasi Rupiah sejalan dengan mata uang negara peers akibat berlanjutnya penguatan dolar AS secara luas,” kata kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (27/9/2018).
Perry menuturkan, kurs Rupiah, secara rata-rata melemah sebesar 1,05 persen pada Agustus 2018. Tekanan terhadap nilai tukar Rupiah relatif terbatas pada September 2018 sehingga pada 26 September 2018 ditutup pada level Rp 14.905 per dolar AS.
“Dengan perkembangan ini maka secara year to date sampai dengan 26 September 2018, Rupiah terdepresiasi 8,97 persen atau lebih rendah dari India, Afrika Selatan, Brasil, dan Turki,” kata Perry.
Ke depan, imbuhnya, Bank Indonesia terus melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya, serta menjaga bekerjanya mekanisme pasar dan didukung upaya-upaya pengembangan pasar keuangan.
“Kebijakan tersebut diarahkan untuk menjaga volatilitas Rupiah serta kecukupan likuiditas di pasar sehingga tidak menimbulkan risiko terhadap stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” tuturnya.