Pelemahan Rupiah Terhadap Dolar AS Mengerek Harga Jual Tahu dan Tempe
“Pokoknya basic-nya naik dari Rp 7.000 naik ke Rp 7.100. Kalau sepekan kira-kira, sebelumnya sempat harganya Rp 6.950, Rp 6.900, Rp 7.000, Rp 7.050"
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Kiki Safitri
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Melemahnya nilai tukar rupiah dalam beberapa hari terkhir menimbulkan dampak bagi para pengrajin tempe dan tahu. Hal ini karena ketergantungan impor kedelai yang pembeliannya menggunakan dollar Amerika Serikat (AS).
Aip Syariffuddin, Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) membenarkan hal ini meski dampaknya masih sedikit.
“Dollar kan sekarang sudah Rp 15.000 lebih, jadi kemarin itu harga pabrik Rp 7.000 per kilogram (kg), sekarang naik Rp 7.100 per kg untuk tingkat importir, jadi importir sekarang jualnya Rp 7.100 per kg,” kata Aip, saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (5/10/2018).
Hal ini juga dibenarkan oleh Ketua Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) Yus'an.
Dia menyebut bahwa ada kemungkinan kenaikan, hanya saja ia belum dapat memastikan nominal kenaikannya.
“Logikanya naik juga sih, tapi saya belum ada gambaran,” ujarnya.
Aip menyebutkan bahwa dalam sepekan ini memang harga impor kedelai fluktuatif. Hanya saja trennya terus menunjukkan kenaikan.
Baca: Jelang Tutup Tahun, Mercedes-Benz Luncurkan Tiga Kendaraan Premium Terbaru
“Pokoknya basic-nya naik dari Rp 7.000 naik ke Rp 7.100. Kalau sepekan kira-kira, sebelumnya sempat harganya Rp 6.950, Rp 6.900, Rp 7.000, Rp 7.050 sekarang Rp 7.100,” ungkapnya.
Berdasarkan Bloomberg hari ini, harga kedelai (soybean future) untuk pengiriman November 2018 di Chicago Board of Trade adalah US$ 8,61 per gantang (32,5 liter). Harga ini naik 2,74% dari harga bulan lalu pada US$ 8,38 per gantang.
Untuk di pasar, Aip menjelaskan harga komoditi kedelai akan berbeda-beda karena ada biaya transportasi yang digunakan. Hal ini secara tidak langsung turut menambah kenaikan harga di tingkat perajin kedelai.
“Kalau di pasar itu tergantung lokasinya dimana, misalkan hargaa di Aceh, Jakarta dan di Kalimantan itu berbeda. Makanya saya bilang itu tergantung ongkosnya,” ujarnya.
Aip mencontohkan jika kedelai dipasok dari Cigading Banten, maka sampai di Jakarta itu kira-kira biaya transportasinya adalah Rp 100 rupiah per kg, jadi harga jual untuk di Jakarta dihitung berdasarkan harga dasar dari pemasok yang titambahkan dengan biaya transportasi, upah kuli dan keuntungan.
Sesampainya di pasar harga akan semakin tinggi.
“Kalau (harga) di pasar itu tergantung jaraknya, bisa sekitar Rp 7.300, Rp 7.400 atau Rp 7.500 tergantung jauh dekatnya. Misalnya kalau di Banten karena dekat pelabuhan itu lebih murah, di Jakarta itu lebih mahal sedikit, di Bandung lebih mahal lagi. Jadi tidak bisa saya menyebutkan patinya harga di pasar,” ungkapnya.
Secara rinci Aip menyebut bahwa dalam 1 kg kedelai, perajin mampu membuat 2 kg tempe. Untuk 200 gram tempe jadi dapat dipotong menjadi 10 tempe, sehingga jika pengrajin membuat satu kilo kedelai, maka hasil produksi tempe adalah 100 potong.
Untuk mengatasi kenaikan harga, maka perajin akan menipiskan potongan tempenya untuk dijual.
“Jadi kenaikannya itu sangat sedikit sekali, makanya salah satu akalnya ditipisan (potongannya). Itu supaya harga tetap dan tidak naik,” ungkapnya.
Hingga akhir tahun Aip memprediksikan tidak ada kecenderungan kenaikan harga kedelai, bahkan menurutnya tren akan menurun.
Hal ini karena di kuartal III AS sedang panen kedelai. Namun, lagi-lagi impor kedelai juga dipastikan terdampak pada kurs rupiah.
“Tergantung dollarnya. Tapi kalau sampai akhir tahun kelihatannya prediksi saya tidak naik, malah mungkin akan turun lagi. Karena di AS itu lagi panen, September, Oktober, November dan Desember,” tegasnya.
Untuk prediksi penurunan harga komoditi kedelai hingga akhir tahun 2018 adalah Rp 6.700 hingga Rp. 6.750. Meski demikian untuk pasokan kedelai impor, Yus’an memastikan stok mencukupi hingga akhir tahun.
“Impor ada terus, kami siapkan stok terus sesuai kebutuhan perajin. Kalau untuk harganya saya belum koordinasi dengan pengusaha lain,” tegasnya.