Masuk Indonesia, Alipay dan WeChat Pay Temui BNI
Platform pembayaran digital asal China, Wechat Pay dan Alipay berminat mengembangkan bisnisnya di Indonesia.
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Platform pembayaran digital asal China, Wechat Pay dan Alipay berminat mengembangkan bisnisnya di Indonesia.
Bank Indonesia menilai, ekspansi kedua platform pembayaran digital tersebut di Indonesia berpotensi mendukung sektor pariwisata, karena bisa mendatangkan devisa.
“Intinya kita ingin dukung pariwisata masuk, karena turis masuk membawa devisa tentunya baik pengembangan UMKM, tenaga kerja, handycraft,” kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (23/10.2018).
Alipay adalah platform pembayaran digital yang didirikan di Hangzhou, China pada Februari 2004 oleh Alibaba Group.
Sedangkan, Wechat Pay saat in terbilang cukup populer di China dengan pengguna aktif 800 juta.
Terlebih lagi, turis asal China yang datang ke Indonesia cukup potensial.
Tercatat, pada semester I 2018 jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia mencapai 7,53 juta orang. Turis asal China menyumbang 1,04 juta orang.
“Semakin lama, turis Tiongkok semakin penting bagi Indonesia. Di Tiongkok penggunaan alat pembayaran Wechat dan Alipay sudah sangat dominan sehingga kalau kita mau undang turis masuk harus bisa difasilitasi," jelasnya.
Baca: Tiga Varian Gopro Hero 7 Resmi Dijual, Banderol Tertinggi Rp 6,999 Juta
Namun demikian, pada prinsipnya, Bank Indonesia lanjut Mirza terus mendorong sistem pembayaran nontunai di dalam negeri.
Jika Wechat Pay dan Alipay berminat ekspansi, BI menyaratkan agar kedua platform tersebut bekerja sama dengan perbankan nasional.
“Wechat dan Alipay harus bekerja sama dengan perbankan dalam negeri,” imbuhnya.
Di tempat yang sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Sugeng menyampaikan, saat ini Wechat dan Alipay sudah bertemu untuk menjajaki kerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk.
Sebab, bank sentral platform digital asing harus bekerja sama dengan penyedia jasa sistem pembayaran dengan Bank BUKU IV. “Sudah bertemu, salah satunya dengan BNI,” ungkapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.