Rupiah Deg-degan Menunggu Pengumuman Data Cadangan Devisa Terbaru dari BI
Bank Indonesia dan ekonom memperkirakan defisit transaksi berjalan (CAD) akan melebar ke atas 3% dari produk domestik bruto (PDB)
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Grace Olivia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Neraca transaksi berjalan diproyeksi masih akan mencatatkan defisit sepanjang periode kuartal-III 2018.
Bahkan, Bank Indonesia dan ekonom memperkirakan defisit transaksi berjalan (CAD) akan melebar ke atas 3% dari produk domestik bruto (PDB) pada pengumumannya, Jumat (9/11/2018).
Lantas, penguatan rupiah yang berjalan sepanjang pekan ini pun rentan buyar.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri, menilai, data kuartal ketiga yang dirilis besok akan kembali menekan kurs rupiah.
"Proyeksinya CAD melebar menjadi 3,4% dari PDB dengan nilai defisit US$ 8,8 miliar," kata Reny kepada Kontan.co.id, Kamis (8/11/2018).
Namun, Reny melihat ruang pelemahan rupiah besok kemungkinan tak akan begitu dalam. Pasalnya, pelebaran CAD periode Juli-September tersebut sudah lebih dulu diantisipasi pelaku pasar.
Baca: Demi Menekan Biaya, Yamaha Sengaja Tak Pasang Smart Keyless Sistem di New R25
Baca: Tata Motors Pasok 30 Unit Truk Dapur Lapangan untuk Korps Brimob
Fluktuasi kurs rupiah yang tajam dan harga minyak mentah yang sempat menjulang membuat defisit transaksi berjalan Indonesia semakin tak terhindarkan sepanjang periode tersebut.
Toh, sentimen positif dari eksternal masih menyelimuti mata uang Garuda, yakni optimisme berakhirnya perang dagang AS-China dan kemenangan kubu Demokrat di Kongres dalam Pemilu Sela AS kemarin.
"Pertumbuhan PDB kuartal-III 2018 lebih tinggi dari ekspektasi, cadangan devisa meningkat, dan kepercayaan investor membaik sehingga berdampak pada apresiasi rupiah," ujar Reny.
Reny memproyeksi besok, Jumat (9/11), rupiah bakal bergerak dalam rentang yang cukup lebar yaitu Rp 14.440 - Rp 14.600.
"Meski CAD melebar, kemungkinannya kecil rupiah terkoreksi sampai ke atas Rp 15.000 per dollar AS lagi," ujar dia.