Presiden Jokowi: Kurangi Ketergantungan Terhadap Satu Mata Uang
“Situasi ekonomi global berdampak serius bagi negara-negara di kawasan. Capital outflow yang besar mengakibatkan fluktuasi nilai tukar,” ujar Presiden
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Dalam sambutannya pada KTT Ke-21 ASEAN Plus Three (APT) di Suntec Convention Centre Singapura, Kamis (15/11/2018), Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan saat ini, kita menghadapi kondisi ekonomi global yang tidak stabil, serta meningkatnya sentimen proteksionisme dan anti globalisasi.
Hal ini sangat memprihatinkan dan mengkhawatirkan, karena dapat merusak sistem perdagangan multilateral, mengganggu pertumbuhan ekonomi kawasan dan nasional, dan mengakibatkan fluktuasi nilai tukar.
Baca: Indonesia Ajak Amerika Serikat Kerja Sama Ekonomi Saling Menguntungkan
“Situasi ekonomi global berdampak serius bagi negara-negara di kawasan. Capital outflow yang besar mengakibatkan fluktuasi nilai tukar,” ujar Presiden Jokowi.
Oleh karenanya, untuk menjaga ketahanan ekonomi, Presiden Jokowi mengingatkan agar mekanisme Kawasan harus dipastikan berjalan dengan baik, sehingga Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM) harus diperkuat.
Selain itu, aksi konkret harus dilakukan. Pertama, kita tingkatkan kontribusi pada CMIM, sehingga dana bantuan yang cukup harus siap untuk membantu anggota yang membutuhkan.
Kedua, operasionalisasi CMIM harus lebih implementatif. CMIM harus tanggap membantu anggota yang terkena krisis keuangan.
“Ketiga, saya mengusulkan agar kita tugaskan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral untuk bahas peningkatan dana talangan menjadi 2 kali lipat,” kata Presiden Jokowi.
Dalam forum tersebut, Presiden Jokowi juga mengingatkan untuk mulai mengurangi ketergantungan kawasan terhadap satu mata uang, melalui implementasi efektif kerja sama currency swap, dan meningkatkan penggunaan mata uang lokal dalam pembayaran transaksi perdagangan lintas negara.
“Kerja sama APT harus menjadi bagian dari solusi global,” ucap Presiden Jokowi.
Untuk itu, Presiden Jokowi mengatakan bahwa APT perlu melakukan kerja sama yang lebih erat untuk mewujudkan Asia Timur dan Asia Tenggara yang stabil dan sejahtera.
Selain itu, Presiden Jokowi mengatakan bahwa perdamaian dan kesejahteraan kawasan kita, tidak dapat dipungkiri sangat ditentukan APT.
Baca: Indonesia Tegaskan Two State Solution sebagai Solusi Perdamaian Palestina-Israel
“Kerja sama ASEAN Plus Three sangat penting artinya,” tutur Presiden Jokowi.
Selain dihadiri para kepala negara/kepala pemerintahan ASEAN, KTT ASEAN Plus Three ini dihadiri juga oleh PM RRT Li Keqiang, PM Jepang Shinzo Abe, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.