Menko Darmin: Pertumbuhan Ekonomi RI Stabil Meski ada Gejolak Eksternal
ekonomi Indonesia tetap stabil dalam empat tahun belakangan di tengah meningkatnya gejolak ekonomi global.
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan ekonomi Indonesia tetap stabil dalam empat tahun belakangan di tengah meningkatnya gejolak ekonomi global.
Pernyataan itu disampaikan Darmin saat menjadi pembicara pada Seminar Nasional Proyeksi Ekonomi Indonesia 2018, Rabu (5/12) di Grand Sahid Hotel, Jakarta.
Darmin mengakui, kondisi perekonomian masih penuh dengan ketidakpastian diperkirakan masih akan berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia, baik negara maju dan negara berkembang.
Hal itu, misalnya terlihat dari rilis data International Monetary Fund (IMF) pada Oktober 2018 yang menyebut, perekonomian dunia diprediksi sedikit melambat dari 3,73 persen menjadi 3,7 persen. Namun demikian, hal ini tidak menyurutkan konsistensi Pemerintah menjalankan transformasi ekonomi, khususnya dalam menggarap kebijakan ekonomi supply-side hingga akhir masa pemerintahan.
“Kebijakan supply-side era Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla selama empat tahun belakangan terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang stabil di tengah gejolak ekonomi dunia,” kata Darmin.
Dijelaskan Darmin, pertumbuhan ekonomi yang stabil juga diikuti oleh indikator sosial yang juga membaik, seperti tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran, rasio gini, hingga Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
“Artinya, semua kebijakan sudah mengarah pada pembangunan yang berkualitas. Ini capaian yang baik, mengingat karena biasanya pertumbuhan ekonomi tidak selalu diikuti dengan perbaikan keadaan sosial,” kata Darmin.
Keputusan untuk memprioritaskan kebijakan ekonomi supply-side sudah dilaksanakan sejak awal pemerintahan Presiden Jokowi-JK, melalui perbaikan infrastruktur, perbaikan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), dan kebijakan reforma agraria. Kebijakan supply-side ini selain lebih mudah dikendalikan, juga mampu membuka kesempatan bagi seluruh masyarakat secara merata di pedesaan dan perkotaan.
“Pendekatan ini dapat diwujudkan tanpa adanya perpindahan barang dan jasa secara besar-besaran ke luar ataupun ke dalam negeri. Namun, kebijakan demand-side tidak boleh dilupakan dengan tetap mendorong investasi dan konsumsi masyarakat” tambah Darmin.
Darmin menegaskan, fokus kebijakan supply-side terus digalakkan untuk memberikan multiplier effect yang besar yang terus diselaraskan dengan program pemerataan ekonomi.
“Infrastrukur akan melahirkan kegiatan-kegiatan baru yang ditransformasikan dari kegiatan lama. Sistem logistik juga perlu dibangun juga setelah infrastruktur tersedia. Hal ini dapat direalisasikan dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah supaya membuat pasar pengepul agar konektivitas terbentuk secara sempurna” pungkas Darmin.