Terdampak Tsunami Selat Sunda, Jababeka Mengaku Rugi Rp 150 Miliar
Chairman Jababeka Group S D Darmono memperkirakan, ada sekitar 30 persen bangunan milik BWJ yang rusak akibat sapuan tsunami.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jababeka Group selaku pihak pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung menderita kerugian sebesar Rp150 miliar akibat terjangan gelombang tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Selat Sunda, Banten.
Di mana, pada Sabtu (23/12/2018) malam, tsunami menerjang kawasan pesisir Banten dan Lampung.
Jababeka memiliki anak usaha PT Banten West Java Tourism Development (BWJ) yang mengembangkan kawasan destinasi pariwisata bertaraf internasional di Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Baca: Liburan ke Swiss Nia Ramadhani Pergoki Keluarga Ardi Bakrie Menyusui di Tengah Salju: Aduh Ancur
Baca: Didesak Komentari Kasus Dugaan Penganiayaan Habib Bahar, Deddy Corbuzier: Bro Gue Ini Minoritas
Chairman Jababeka Group S D Darmono memperkirakan, ada sekitar 30 persen bangunan milik BWJ yang rusak akibat sapuan tsunami.
"Yang dikelola PT Banten West Java itu gedungnya kurang lebih 30 persen rusak, yang 70 persen tinggal dibersihkan tinggal diperbaiki lagi. Tapi itu juga baru pandangan mata, belum dihitung secara detail," kata Darmono di Menara Batavia, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (24/12/2018).
Baca: Innalillahi Wa Innailaihi Raajiuun, Satu Lagi Personil Seventeen Dikabarkan Meninggal Dunia
Secara kerugian, dia memprediksi butuh sekira Rp150 miliar untuk membangun kembali 30 persen gedung-gedung yang rusak tersebut. "Kalau perlu dibangun kembali, gedung-gedung itu perlu barangkali kurang lebih Rp 150 miliar," ujarnya.
Baca: Perjuangan Hidup-Mati Willy Siska Selamatkan 2 Anak di Papan Kayu Saat Tsunami Menerjang Anyer
Darmono menyampaikan, pihaknya tertolong berkat adanya asuransi pada setiap gedung yang dikelola oleh anak usaha.
"Semua gedung diasuransikan. Kerugian bisa di-cover dari asuransi. Full cover asuransi kita perkirakan, yang kita bisa claim itu cukup untuk bisa membangun kembali," ucapnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan gelombang tsunami Bantendan Lampung dipicu erupsi vulkanik Anak Gunung Krakatau.
BMKG mencatat kekuatan tremor Anak Gunung Krakatau yang memicu tsunami memiliki kekuatan setara magnitudo 3,4.