Produksi Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu Kini Mencapai 220.000 Barrel Per Hari
Tahun 2017, produksi Blok Cepu meningkat menjadi 185.000 bph dan tahun ini ditargetkan sebesar 216.000 bph.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Azis Husaini
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa roduksi Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu kini menjadi penopang dalam meningkatkan laju produksi dan lifting (siap jual) minyak bumi nasional. Produksi Blok Cepu saat ini mencapai 220.000 barel per hari (bph), dan diperkirakan akan bertahan hingga 2020 nanti.
Kementerian ESDM mencatat, angka tersebut lebih tinggi daripada yang ada di proposal pengembangan (PoD) yang disetujui di awal, yakni sebesar 165.000 bph.
Peningkatan produksi Blok Cepu ini juga bukan yang pertama kali. Tahun 2017, produksi Blok Cepu meningkat menjadi 185.000 bph dan tahun ini ditargetkan sebesar 216.000 bph.
Baca: Respon Keluhan Konsumen, INACA Akhirnya Turunkan Harga Tiket Pesawat Mulai Hari Ini
Dirjen Migas Kementerian ESDM, Djoko Siswanto mengungkapkan, peningkatan produksi ini terjadi berkat pemasangan fasilitas alat pendingin (cooler) yang dilakukan ExxonMobil selaku operator Blok Cepu.
"Blok Cepu itu kan sekarang menyalip Chevron (Blok Rokan), dia awal Plan of Development (POD) 165.000 barel, lalu kami upayakan ke 185.000, lalu naik ke 220.000, itu upayanya dengan memasang fasilitas cooler," jelas Dirjen Migas Kementerian ESDM, Djoko Siswanto dalam keterangan tertulisnya di situs Kementerian ESDM, Minggu (13/1).
Fasilitas cooler, imbuh Djoko, paling tidak bisa mempertahankan produksi blok Cepu sesuai Rencana Program dan Anggaran (WP&B) sampai tahun 2020.
Dengan begitu, ketika di tahun 2021 terjadi penurunan bisa teratasi dari produksi lapangan Kedung Keris yang akan mulai beroperasi di akhir tahun ini. "Kedung Keris sekarang dalam proses pemasangan pipa, sepanjang 6 km untuk masuk di fasilitas lapangan Banyu Urip," terang Djoko.
Tumpuan Baru
ExxonMobil selaku operator pertama kali menemukan lapangan Banyu Urip dengan cadangan mencapai 450 juta barel. Mulai berproduksi pada 2008 dengan kapasitas 20.000 barel sehari di 2009, hingga terus naik sampai sekarang.
Pada awal bulan Desember 2018, cadangan Blok Cepu meningkat setelah operator melakukan pembaruan data seismik reprocessing guna meningkatkan gambaran di bawah permukaan tanah. Cadangan Lapangan Banyu Urip mengalami penambahan dari 729 juta barel menjadi 823 juta barel.
Baca: Indonesia Police Watch: Pembentukan Tim Gabungan Kasus Penyiraman Novel Sarat Kepentingan Politik
Tahun 2011, ExxonMobile kemudian menemukan cadangan baru di lapangan Kedung Keris dan akan beroperasi penuh pada Kuartal III tahun 2019 dengan proyeksi penambahan produksi sebesar 10 ribu bph.
Kini Blok Cepu jadi andalan utama lifting minyak nasional menggeser Blok Rokan yang hanya memproduksi rata-rata 190.000 bph lantaran masuk dalam kategori mature. "Secara alamiah, kalau minyak diambil terus menerus ya abis," jelas Djoko.
Meski demikian, keduanya tetap merupakan tumpuan produksi dan lifting minyak nasional. Secara umum, lifting minyak pada tahun 2018 mencapai 778 Million Barrel Oil Per Day (MBOPD). Sedangkan lifting gas sebesar 1.139 Million Barrel Oil Equivalent Per Day (MBOEPD)