Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B Pramesti mengingatkan Lion Group untuk melakukan sosialisasi sebagai tindaklanjut tarif bagasi berbayar.

Menurutnya sosialisasi dapat menjadi informasi yang mengedukasi penumpang baik melalui media elektronik, media cetak maupun media sosial.

Polana juga menyambut positif kebijakan yang keluarkan Lion Group terkait harga Excess Baggage Ticket (EBT) atau pembelian bagasi langsung saat check in.

"Sosialisasi bisa dilakukan dengan membuat infografis mengenai daftar harga tarif bagasi prepaid maupun EBT untuk semua rute yang dilayani. Juga terkait batasan bagasi prepaid yang dapat dibeli oleh penumpang," ujar Polana.

Kebijakan ini diharapkan mampu meringankan pengguna angkutan udara dari Lion Group dengan harga EBT yang disesuaikan tersebut.

Baca: Tiket Mahal, Omzet Gerai Makanan di Bandara Soetta Merosot Drastis

Polana menilai Lion Group selama ini belum maksimal mensosialisasikan tarif bagasi dengan cara prepaid maupun EBT sehingga banyak pengguna jasa angkutan udara belum mengetahui cara pembelian bagasi yang tepat.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menyoroti maskapai Lion Group yang menerapkan bagasi berbayar oleh PT Lion Mentari Airlines dan PT Wings Airlines. 

Baca: Tarif Tiket Mahal, Terminal Keberangkatan 1B Bandara Soekarno Hatta Terlihat Sepi Penumpang

Kedua maspakai itu mengeluarkan kebijakan penyesuaian harga (EBT) yang mulai efektif sejak 7 Februari 2019.

EBT merupakan tata cara pembelian bagasi di check in counter, sedangkan prepaid merupakan tata cara pemesanan voucher bagasi pada saat reservasi tiket pesawat 6 jam sebelum keberangkatan.

Tarif EBT merupakan harga normal yang sedikit lebih mahal dibandingkan prabayar.

Mahalnya tarif EBT menimbulkan banyak keluhan para penumpang setelah diterapkannya bagasi berbayar oleh Lion Group.