Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Defisit Neraca Dagang RI Diprediksi Masih Berlanjut ke Bulan Januari

"Defisit saya kira akan menipis karena impor berkurang di Januari," ungkap Muhammad Faisal

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Defisit Neraca Dagang RI Diprediksi Masih Berlanjut ke Bulan Januari
TRIBUN MEDAN/Riski Cahyadi
Aktivitas bongkar muat peti kemas pada pengoperasian ekspor perdana di Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, Kamis (27/12/2018). 

Laporan Reporter Kontan, Benedicta Prima

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa ekonom memproyeksikan neraca dagang Januari 2019 masih akan defisit. Salah satunya adalah ekonom Core Muhammad Faisal yang memproyeksikan defisit neraca dagang akan berada di bawah US$ 1 miliar.

"Defisit saya kira akan menipis karena impor berkurang di Januari," ungkap Muhammad Faisal saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (14/2/2019).

Kondisi ini dipengaruhi oleh faktor musiman yang memang biasanya impor turun di awal tahun. Sedangkan ekspor belum ada peningkatan yang signifikan, karena kondisi global yang masih lesu.

Rekannya, Piter Abdullah menambahkan impor sedikit melambat karena penguatan rupiah dan harga minyak yang tidak lagi terlalu tinggi seperti tahun lalu.

Hal serupa juga diungkapkan oleh ekonom Indef Bhima Yudhistira. Dia memproyeksikan neraca dagang januari 2019 masih defisit meskipun tidak sebesar bulan sebelumnya. "Angkanya belum saya hitung spesifik," ujar Bhima.

Baca: Pesaing Baru Pertamina, BP Resmi Operasikan SPBU di Indonesia

Namun dari segi impor bahan baku di Januari cenderung turun, harga minyak mentah juga relatif lebih rendah sehingga tidak ada tekanan impor yang besar.

Berita Rekomendasi

Namun efek perang dagang masih konsisten, sehingga berimbas ke ekspor komoditas batubara sawit yang melemah. Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih memperkirakan neraca dagang per Januari 2019 masih mengalami defisit.

Utamanya karena harga minyak mentah dalam tren penurunan. "Saya perkirakan sekitar US$ 800 juta defisitnya," imbuh Lana.

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas