Indonesia, Malaysia dan Thailand Sepakat Mengerem Ekspor untuk Angkat Harga Karet
"Pembentukan harga karet alam langsung atau tidak langsung dipengaruhi bursa-bursa future market terutama di Shanghai, China, Jepang dan Singapura"
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah sedang berupaya untuk mengerek kembali harga karet yang tengah lesu. Saat ini harga karet terus mengalami penurunan hingga berada di kisaran US$ 1,45 per kilogram (kg). Padahal di tahun 2011, harga karet pernah berada di angka US$ 5 per kg.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan penurunan harga karet saat ini dipengaruhi dari bursa negara lain.
"Pembentukan harga karet alam langsung atau tidak langsung dipengaruhi bursa-bursa future market terutama di Shanghai, China, Jepang, di Singapura juga," ujarnya di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (25/2/2019).
Untuk mengatasi penurunan harga karet ini, pemerintah membuat tiga kebijakan dengan melakukan pertemuan tiga negara yang termasuk dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC), yaitu Thailand, Indonesia dan Malaysia di Thailand pada 22 Februari kemarin.
Salah satu keputusan dari tiga kebijakan yang disepakati ketiga negara yaitu dengan pengaturan jumlah ekspor karet. "Ketiga negara sepakat mengurangi ekspor sebesar antara 200 ribu hingga 300 ribu ton setahun," jelasnya.
Baca: Jadi Bertemu di Vietnam, Kim Jong Un Sudah Tiba di Hanoi, Donald Trump Masih di Perjalanan
Namun kebijakan ini merupakan keputusan jangka pendek. Dua kebijakan lainnya itu merupakan promosi pengembangan karet negara masing-masing dan replanting.
"Itu kebijakan jangka menengah itu baru 2-3 tahun lagi hasilnya kelihatan, jangka panjang 5-7 tahun lagi hasilnya baru kelihatan," tutur Darmin.
Reporter: Resya Nugraha
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul: Indonesia, Malaysia, Thailand sepakat kurangi ekspor demi mengangkat harga karet