Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Bisnis

Pelaku Usaha Sebaiknya Up to Date dan Mampu Mengelola Data yang Dimilikinya

Kementerian Pariwisata anggaran yang ada digunakan untuk kegiatan berbasis digital sebanyak 70% sementara untuk promosi konvensional 30%.

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Pelaku Usaha Sebaiknya Up to Date dan Mampu Mengelola Data yang Dimilikinya
HO
Mochtar Riady saat acara CEO Power Breakfast 2019 dengan tema : Building a Lasting Legacy in the Digital Economy Era" atau Membangun Warisan di Era Ekonomi Digital, Jakarta, Rabu, 27/2/2019 di Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Founder Lippo Group, DR Mochtar Riady mengingatkan agar pelaku usaha tetap fokus dan sensitif terhadap perkembangan era digital yang berkorelasi pada ekonomi, teknologi dan politik

"Ke tiga komponen ini penting dan saling mengisi dalam kaitannya pada era digital. Pelaku usaha sebaiknya harus up to date dan mampu mengelola data yang dimiliki. Jika tidak mampu mengimbangi kekuatan ekonomi digital, bersiaplah menghadapi kemunduran, "ungkap Mochtar Riady dalam acara CEO Power Breakfast 2019 dengan tema : Building a Lasting Legacy in the Digital Economy Era" atau Membangun Warisan di Era Ekonomi Digital, Jakarta, Rabu, 27/2/2019 di Jakarta.

Pada acara CEO Power Breakfast 2019 kali ke dua yang diadakan Siloam Hospitals Group, Mochtar Riady mengambil contoh pada pesatnya perkembangan bisnis yang dikelola secara digital oleh perusahaan Alibaba dan Amazon.

Dekade 1990, sebagian pasar modal di Amerika dikuasai oleh Walmart sebagai pelaku usaha di bidang retail dan pelayanan.

Namun, disaat ekonomi mulai dikelola secara digital, kini tiga tahun terakhir, semua tertuju pada jasa digital yang dikelola oleh Alibaba juga Amazon.

"Kuncinya adalah pelaku usaha harus lebih sensitif terhadap perkembangan data digital yang mengacu pada sektor ekonomi, teknologi juga bidang politik," katanya.

Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya turut mengamini apa yang disampaikan oleh pendiri Lippo Group tersebut.

Berita Rekomendasi

Sebagai panelis dalam acara tersebut, Arief  menyampaikan bagaimana perkembangan Pariwisata Indonesia disebabkan oleh digitalisasi sektor pariwisata Indonesia, utamanya promosi digital wonderful Indonesia.

Ia menjelaskan di Kementerian Pariwisata anggaran yang ada digunakan untuk kegiatan berbasis digital sebanyak 70% sementara untuk promosi konvensional 30%.

"Ini menunjukan bahwa pengaruh digital sangat besar bagi pariwisata. Ditambah ada perubahan gaya hidup terutama bagi kaum milenial terhadap penggunaan teknologi, " ujar Arief.

Sejumlah pimpinan usaha berkala internasional turut hadir, yaitu diantaranya pimpinan dari Traveloka, Google, Yahoo, Apple, Grab hingga pelaku usaha di bidang keuangan, antara lain BRI, Mandiri serta BCA .

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas