Malangnya AirAsia: Dari Rugi Nyaris Rp 1 Triliun hingga Menghilang dari Traveloka Cs
Akhir-akhir ini, rama diperbincangkan di sosial media soal tiket penerbangan AirAsia menghilang dari agen perjalanan online Traveloka dan Tiket.com.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bisnis maskapai AirAsia Indonesia diterpa sejumlah tantangan selama satu tahun terakhir.
Akhir-akhir ini, rama diperbincangkan di sosial media soal tiket penerbangan AirAsia menghilang dari agen perjalanan online Traveloka dan Tiket.com.
Buntut dari kondisi tersebut, AirAsia pun menarik seluruh penjualannya atau men-suspend Traveloka secara permanen.
Berikut rentetan tantangan yang harus dihadapi AirAsia:
1. Rugi Rp. 998 Miliar Sepanjang 2018
Perseroan mencatatkan, kerugian sebelum pajak sebesar Rp. 998 miliar sepanjang 2018. Hal ini disebabkan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS serta naiknya harga avtur.
Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan menjelaskan, beban operasi perseroan untuk pembelian bahan bakar avtur meningkat sebesar 53 persen, dengan harga avtur rata-rata USD 64 per barel pada 2017 menjadi USD per barel di 2018.
Beban usaha lainnya seperti biaya sewa, perawatan, dan perbaikan pesawat juga meningkat disebabkan oleh pelemahan rupiah dan tambahan pesawat pada kuartal IV-2018.
"2018 merupakan tahun yang sangat penuh tantangan bagi operasional kami. Profitabilitas kami juga sangat terdampak oleh meningkatnya biaya operasional yang didorong oleh peningkatan harga minyak dunia dan pelemahan rupiah sepanjang tahun," ujar Dendy.
2. Tiket Menghilang dari OTA
AirAsia mengalami nasib apes lainnya, yaitu tiket penerbangan menghilang dari agen perjalanan online atau online travel agent (OTA) Traveloka dan Tiket.com
Kejadian ini berlangsung selama dua kali pada periode 14-17 Februari dan 2 Maret hingga saat ini.
Direktur Niaga AirAsia Indonesia Rifai Taberi mengklaim, pihaknya tidak mendapat alasan jelas terkait menghilangnya tiket makspai mereka.
"Beberapa upaya komunikasi kami lakukan, namun sayangnya belum ada respon dari pihak terkait. Ditelpon pun tidak menjawab, Mungkin pertanyaan yang lebih tepat, “ada apa dengan mereka?”," tulis Rifai, Minggu (3/3/2019).
Rifai menyarankan pelanggannya agar langsung mengunjungi situs airasia.com untuk mendapatkan penawaran dari maskaapai.
"Entah apa yang terjadi di belakang semua ini, tapi hanya satu yang saya bisa sampaikan untuk para pelanggan: kami mendengar Anda," ujarnya.
3. Tarik Penjualan Tiket dari Traveloka di 6 Negara Selamanya
AirAsia Group memutuskan menarik penjualan dari agen perjalanan online Traveloka mulai Senin (4/4/2019). Langkah tersebut diambil pasca tiket pesawat AirAsia kembali tidak tersedia di situs tersebut.
Dengan begitu, AirAsia di Malaysia, Indonesia, Thailand, Filipina, India, Jepang secara resmi menarik penjualan tiket mereka dari Traveloka secara permanen.
"Hari ini kami sampaikan Airasia secara group suspend seluruh penjualan tiket kami dari Traveloka," ujar Direktur Utama AirAsia Indonesia, Dendy Kurniawan saat konferensi pers di Jakarta, Senin (4/4/2019).
Menurutnya, AirAsia telah menunggu penjelasan resmi dari Traveloka, namun dia mengaku tidak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan.
Kekecewaan AirAsia semakin bertambah ketika pihak Traveloka memberikan solusi kepada calon penumpang yang bertanya untuk membeli tiket maskapai lain.
"Kalau ada customer nanya bukannya ada itikad baik, misalnya sarankan ke situs kami, malah disarankan pilih yang lain. Kami menyesalkan itu. Atas dasar pertimbangan itu hari ini kami suspend semua penerbangan Airasia semuanya dari 6 negara mencabut tiket kami," tuturnya.
Sementara untuk tiket.com, Dendy mengatakan pihaknya masih mengevaluasi dan menunggu klarifikasi dari yang bersangkutan.
4. Tanggapan Traveloka
Traveloka menyayangkan sikap AirAsia untuk menaik penjualan tiket di platform mereka.
"Sebagai perusahaan teknologi di bidang travel dan lifestyle terbesar di Asia Tenggara, kami sangat memprioritaskan kerja sama yang berkelanjutan dengan seluruh stakeholders kami termasuk para mitra," kata PR Director Traveloka Sufintri Rahayu dalam keterangan resmi, Senin (4/3/2019).
Menurut Sufintri, pihaknya telah berusaha menjalin komunikasi dengan pihak maskapai terkait kondisi tersebut. Dia mengatakan, situs unicorn itu berupaya agar pelanggan dapat menikmati pilihan maskapai yang selama ini tersedia.
"Kami telah meminta waktu untuk berdialog dengan AirAsia sejak akhir pekan ini agar mendapatkan solusi terbaik untuk kedua belah pihak," ujarnya.
Baca: 2019, AirAsia akan Tambah 5 Armada Baru Jenis Airbus A320
Sementara itu, Direktur Niaga AirAsia Indonesia Rifai Taberi mengatakan, pihaknya tidak mendapat alasan pasti mengenai hilangnya tiket mereka di Traveloka.
Dia mengaku telah berusaha berdialog melalui via e-mail dan telepon, namun tidak kunjung mendapat jawaban resmi.
"Sabtu (2/3/2019) siang seperti biasa ada departemen sales kami kalaunada isu teknikal akan ada komunikasi dengan mereka. Dari Sabtu siang ada 5 email dan belum ada balasan. Kalau memang teknik orang IT seharusnya bisa tektok balasan e-mail. Tapi kita tidak berbalas nih cintanya bertepuk sebelah tangan. Kita bingung nih sebenarnya ada apa," jelas dia saat konferensi pers di Jakarta, Senin (4/2/2019).
"Kemarin Traveloka memang ada hubungi pa baskoro (head of communication AirAsia). Minggu malam sudah contact, tapi konteksnya komunikasi secara telepon kita tak dapat komunikasi profesional," tambahnya.
5. Tetap Optimis di 2019
Meski dilanda sejumlah masalah, Dendy mengaku optimis terhadap kinerja perusahaan di 2019 mendatang. Hal ini beiringan dengan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dan penurunan harga avtur.
"Kami sih maih optimis, saya belum bisa rilis. Tapi kalau lihat tren, kami terus terang ketimpa durian runtuh rezeki banyak, karena bagasi berbayar (maskapai lain). Mendadak penumpang seneng sama kita bagasi masih free," ucapnya.
AirAsia juga berencana menambah kapasitas melalui penambahan lima armada baru tahun ini.
"Tambah kapasitas, lalu kita tunjukan kami buka hub di Lombok , Jakarta, Denpasar, Medan, Surabaya. kami komitmen siap untuk ekspansi," pungkas Dendy.