Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Moody's Respons Hasil Quick Count Pilpres 2019 yang Berpikah ke Jokowi

Moody's Investors Services menilai hasil pemilihan umum (pemilu) Presiden versi hitung cepat (quick count) sementara ini menjadi sinyal positif

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Moody's Respons Hasil Quick Count Pilpres 2019 yang Berpikah ke Jokowi
Retailnews
Moody’s memberikan afirmasi Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada Baa3/stable outlook 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga pemeringkat internasional Moody's Investors Services menilai hasil pemilihan umum (pemilu) Presiden versi hitung cepat (quick count) sementara ini menjadi sinyal positif bagi perekonomian.

Seperti diketahui, pasangan Joko Widodo (Jokowi) -Ma'ruf Amin untuk sementara unggul atas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei.

Vice President Sovereign Risk Group Moody’s Investors Service Anushka Shah menilai, bauran kebijakan Presiden Jokowi selama ini dianggap cukup suportif terhadap iklim investasi dan stabilitas pertumbuhan ekonomi.

"Hasil hitung cepat sejauh ini menunjukkan masa jabatan kedua bagi Presiden Joko Widodo. Perkembangan ini akan mengarah pada kesinambungan kebijakan, dengan fokus baru pada beberapa reformasi yang telah dilakukan di periode pertama," ujar Anushka dalam keterangan resmi yang dikutip, Kamis (18/4).

Baca: Senyum Maruf Amin Sikapi Keunggulan di Hasil Hitung Cepat

Anushka memandang, Jokowi pada periode kedua masa pemerintahannya bakal meneruskan kebijakan pembangunan infrastruktur, sumber daya manusia, serta meneruskan upaya meminimalisasi hambatan birokrasi.

Jika demikian, Moody's menilai iklim investasi dan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap stabil.

"Lingkungan pertumbuhan yang stabil pada gilirannya akan mendorong stabilitas pasar keuangan, yang sangat penting, mengingat tingginya porsi kepemilikan asing di pasar obligasi." lanjut Anushka.

BERITA TERKAIT

Moody's sebelumnya memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kemungkinan tak mencapai 5% pada 2019-2020. Hal ini lantaran pemerintah diproyeksi akan memoderasi belanja, termasuk untuk pembangunan infrastruktur.

Namun, Moody's mengatakan proyeksi pertumbuhan tersebut masih tergolong kuat dibandingkan proyeksi terhadap negara-negara lain yang memiliki peringkat setara dengan Indonesia, yaitu Baa2.

Berita ini sudah tayang di kontan berjudul Moody's: Kemenangan Jokowi dukung iklim investasi dan stabilitas ekonomi

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas