Ini Jalan Hidup Buruh Pabrik yang Jadi Miliarder dengan Kekayaan 3,6 Miliar Dollar AS
Tidak perlu malu ketika Anda berstatus sebagai buruh atau kelas pekerja. Apapun pekerjaan saat ini bukan berarti itu adalah penentu masa depan kelak,
Editor: Fajar Anjungroso
Pendidikannya dilanjutkan hingga berhasil meraih gelar master untuk bidang yang sama di Cambridge University pada 1992. Dengan segala prestasinya, ia berkesempatan bekerja di Goldman Sachs di London sebelum ditugaskan di Hong Kong dan New York.
Terlepas dari segala pencapaiannya, Zhang memiliki intuisi bahwa sesuatu yang mengasyikkan akan terjadi di negaranya sendiri dan memiliki kerinduan untuk kembali.
Motivasi terakhir datang ketika ia bertemu dan menjalin hubungan dengan bakal suaminya, seorang pengembang real estat bernama Pan Shiyi yang kebetulan tidak pernah meninggalkan China.
Baca: May Day Aman, Menaker: Buruh Makin Matang dalam Berdemokrasi
”Kami bertemu. Kami jatuh cinta, dan empat hari kemudian dia berkata, 'Aku pikir kamu harus menjadi istriku' Kami kemudian memutuskan untuk menikah,” ungkapnya. ”Saya selalu tahu apa yang ingin saya lakukan, dan saya selalu menuju apa yang ingin saya lakukan.”
Tapi jalannya cinta sejati tidak berjalan mulus. Pasangan itu memulai bisnis bersama dengan mendirikan perusahaan real estate bernama Hongshi pada 1995, namun menemui banyak perbedaan.
”Nilai-nilai kami berbeda. Apa yang dia yakini bisa dilakukan berbeda dengan apa yang saya yakini bisa dilakukan, itu menjadi sesuatu yang buruk bagi bisnis dan pernikahan,” kata Zhang.
Setelah melalui perdebatan panjang, Zhang memutuskan pergi ke Inggris dan merenungi hidupnya. Ia pergi meluangkan waktu bersama teman-temannya.
Pada suatu pagi di sebuah pedesaan di Inggris, ia ingat terbangun dan berpikir tentang apa yang lebih ia inginkan untuk berhasil. Pernikahan atau bisnis? Ia juga bertanya-tanya apakah ia masih ingin tinggal di China.
Yang ia lebih inginkan ternyata adalah pernikahannya. ”Saya kembali dan berkata kepada suami saya: 'Kamu tahu? Saya akan berhenti bekerja. Jalani dan lakukan pekerjaanmu. Aku akan tinggal di rumah, menjadi Ibu rumah tangga dan semoga saja seorang Ibu.”
Pada praktiknya, Pan menjadi sangat sibuk sehingga Zhang harus kembali membantunya. Namun seiring berjalannya waktu, pasangan itu berhasil maju.
”Saya menyadari selama bertahun-tahun bahwa saya memiliki kepekaan yang lebih sesuai dalam merancang produk, merancang bangunan. Dan ini sepadan dengan bakatnya (Pan), bahwa ketika kami membangun sesuatu, bagaimana kami bisa menjual dan bagaimana kami bisa menyewa?"
Masa-masa awal kemajuan bisnis mereka digambarkan sebagai perjuangan. Bagaimana bisa mendapatkan tanah, memperoleh pembiayaan, maupun meyakinkan orang bahwa mereka bisa melakukannya.
Pada 1998, perusahaan berhasil mengembangkan SOHO New Town dengan luas lantai bruto sebesar 480.000 m2. Pada 2002, Hongshi berganti nama menjadi SOHO China.
Nama Zhang semakin diakui melalui pembangunan 'Commune by the Great Wall', rangkaian vila (saat ini boutique hotel) di sebuah lembah sekitar 70 kilometer utara Beijing.