Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pembangkit Listrik Fosil di Bali Akan Dihapus

“Gubernur Bali minta daerahnya bersih. Kalaupun ada pembangkit fosil, itu hanya gas, dan yang lain energi terbarukan"

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pembangkit Listrik Fosil di Bali Akan Dihapus
Tribunnews.com/Ria Anatasia
Ilustrasi - Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Flores di Desa Tanjung Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. 

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) bersama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali tengah merumuskan pemakaian energi bersih. Pemprov Bali menginginkan, daerahnya ini tidak lagi memakai pembangkit listrik yang berasal dari fosil, seperti misalnya pembangkit dari batubara maupun bahan bakar minyak.

Direktur Regional Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara PLN, Supangkat Iwan Santoso menyampaikan, atas keinginannya itu, pihaknya sudah mengadakan pertemuan dengan Gubernur Bali, Wayan Koster dan timnya.

“Gubernur Bali minta daerahnya bersih. Kalaupun ada pembangkit fosil, itu hanya gas, dan yang lain energi terbarukan,” ujarnya, Rabu (26/6/2019). 

Hanya saja, pihaknya belum menentukan, pembangkit jenis apa yang akan dikembangkan oleh PLN di Bali. Yang terang, Gubernur Bali segera menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) untuk mendukung terlaksananya program energi bersih tersebut.

Provinsi Bali diarahkan untuk menjadi daerah yang mandiri secara energi. Maklum, sejauh ini, kelistrikan Bali masih disanggah oleh Pulau Jawa. Di mana, 340 Megawatt (MW) listriknya di suplai melalui kabel bawah laut sepanjang 150 Kilovolt (Kv). “Ini memang alot pembicaraannya (dengan Gubernur),” ungkapnya. 

Baca: Peneliti LIPI Syamsuddin Haris: KPK Mending Bubar Saja Kalau Dipimpin Jenderal Polisi

Yang jadi persoalan bagi PLN, apabila Bali ingin mandiri secara kelistrikan adalah potensi listrik hijau seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) sangat kecil.

Adapun solar, hanya bisa dikembangkan dengan kapasitas 50 MW – 100 MW dengan harus memiliki pengimbang pembangkit 10 kali lipat di atas dari kapasitas pembangkitnya. “Satu-satunya mampu pengimbangan solar di Bali adalah energi dari Jawa. Dan PLTS rooftop,” tandasnya. 

Baca: 30 Tahun Jadi Sopir Bus Malam, Dede Wahyu Pernah Rasakan Tiga Pengalaman Mistis dan Mendebarkan Ini

Berita Rekomendasi

 
Sementara itu, PLN Unit induk Distribusi Bali terus memaksimalkan pelayanan kepada pelanggan. Dengan total kapasitas daya yang mencapai 1.274 MW, PLN UID Bali menargetkan pertumbuhan konsumsi listrik bisa mencapai 6% pada tahun 2019.

General Manager PLN UID Bali, Nyoman Suwarjoni Astawa menyampaikan, bahwa saat ini terdapat lebih dari 1,4 juta pelanggan di Bali dengan beban puncak mencapai 900,1 MW.

“Prediksi kami di tahun ini beban puncak mencapai 932 MW,” ujar Astawa.

Untuk mencapai pertumbuhan listrik yang diharapkan, saat ini Bali memiliki kapasitas Gardu Induk sebesar 2.071 MVA yang tersebar di 16 titik.

“Ke depan kami akan terus meningkatkan kapasitas gardu induk untuk meningkatkan keandalan jaringan. Target di 2019 kapasitas total menjadi 2.236 MVA,” ungkapnya

Reporter: Pratama Guitarra 
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Pemprov Bali akan segera menghapus pembangkit listrik fosil


Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas