Utang Indonesia yang Berasal dari Investor Asing Terus Naik, Begini Saran Ekonom
BI melaporkan KFLN tumbuh 3,5% secara kuartalan. Sementara itu AFLN hanya tumbuh 3,1% secara kuartalan.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada kuartal I-2019 mencatat kewajiban neto yang meningkat terutama didorong oleh peningkatan Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN).
Mengutip laporan Bank Indonesia (BI) posisi kewajiban neto pada kuartal I-2019 sebesar US$ 331,2 miliar setara 31,5% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Nominal tersebut meningkat 4,78% secara tahunan (yoy). Penyebab peningkatan kewajiban neto pada kuartal ini adalah peningkatan KFLN yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan peningkatan Aset Finansial Luar Negeri (AFLN).
BI melaporkan KFLN tumbuh 3,5% secara kuartalan. Sementara itu AFLN hanya tumbuh 3,1% secara kuartalan.
Baca: Hyundai Segera Dirikan Pabrik Perakitan Mobil di Indonesia
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai PII yang mencatatkan kewajiban neto merupakan salah satu ciri dari negara berkembang, di mana aset kita di luar negeri lebih sedikit apabila dibandingkan dana atau investasi yang masuk ke dalam negeri.
"Investasi dari asing kita lebih besar sehingga kita juga harus bayar kewajiban terkait utang dan bunga utang sehingga tercermin juga di defisit neraca transaksi berjalan," jelas David saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (30/6/2019).
Baca: Pusat Perbelanjaan ITC Mangga Dua Mulai Sepi Pembeli
Kendati begitu, David menjelaskan untuk PII tidak ada kondisi yang ideal seperti harus mencatat aset neto.
Pergerakannya harus disesuaikan dengan kondisi dalam negeri terutama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Sehingga yang perlu diperhatikan adalah penggunaan dana harus terencana dengan baik.
"Strukturnya bisa berubah tiap periode tertentu, tapi harus ada planning yang baik untuk perekonomian," imbuh dia.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menilai peningkatan KFLN merupakan sesuatu yang wajar sejalan dengan derasnya arus modal asing yang masuk ke dalam negeri. Dengan kata lain KFLN akan semakin besar apabila modal asing yang masuk juga semakin besar.
Meskipun begitu, KFLN bisa jadi mengalami penurunan pada kuartal dua tahun ini. Pasalnya secara musiman pada kuartal dua akan terjadi repatriasi atau pembayaran dividen.
"Kuartal satu biasanya belum ada pembayaran repatriasi dan dividen, juga pembayaran royalti, itu kebanyakan terjadi di kuartal dua," jelas Lana.
Reporter: Benedicta Prima
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Utang dari investasi asing terus naik, ekonom: Perlu ada perencanaan yang baik
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.