Saran Ekonom: Maksimakan Kontribusi UMKM Agar Ekonomi Tumbuh di Atas 5 Persen
Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini stagnan di level 5 persen saja per tahun.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini stagnan di level 5 persen saja per tahun. Hal ini masih jadi pekerjaan rumah serius bagi pemerintah.
Direktur Eksekutif Megawati Institute, Arif Budimanta memandang masih ada jalan keluar menuju pertumbuhan ekonomi tujuh persen atau melampaui angka psikologis lima persen.
Dia mengatakan, unit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang mampu memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 60 persen atau lebih tinggi dibandingkan perusahaan besar yang memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 40 persen perlu dimaksimalkan.
“Potensi peningkatan ekonomi dari sektor ini belum dimaksimalkan. tercermin dari rendahnya keterlibatan sektor UMKM Indonesia dalam rantai nilai produksi, baik di tingkat nasional maupun global dibandingkan dengan yang terjadi negara tetangga," ujarnya dalam diskusi ‘UMKM: Potensi yang Terabaikan Menuju Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen’ di Megawati Institute, Jakarta, Jumat (12/7/2019).
Arif menyebut, hanya 6,3 persen dari total UMKM dari yang ada di Indonesia mampu terlibat dalam rantai perdagangan di wilayah Asia Tenggara.
Baca: Renault Kenalkan Triber, MPV 7-Seater Bermesin 1.000 CC untuk Pasar Indonesia
Sementara terkait kontribusinya terhadap ekspor nasional, UMKM Indonesia hanya menyumbang sebesar 15,8 persen.
"Bahkn kita jauh tertinggal dari Malaysia, Thailand yang mencatatkan angka kontribusi terhadap ekspor sebesar 29,5 persen," imbuhnya.
Baca: Agustus, Berkas Kasus Suap Pengadaan Pesawat Garuda Akan Dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor
Fakta tersebut menggambarkan bahwa selama ini UMKM belum dianggap sebagai pelaku strategis dalam perekonomian nasional.
Menurut dia, masih ada kebijakan-kebijakan untuk sektor UMKM yang cenderung generik, seperti pembiayaan yang tidak tepat sasaran hingga masalah pajak yang tidak terukur.
Megawati Institute meyakinu jika ada 10 persen dari total UMKM yang ada mengalami kenaikan kelas, maka dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di atas lima persen.
“Bukan tidak mungkin ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional tembus tujuh persen bahkan berpeluang mencapai 9,3 persen (yoy),” paparnya.