Indef Prediksi Target di RAPBN 2020 Sulit Tercapai
Eko menyarankan pemerintah untuk mengendalikan harga pangan demi tercapainya target inflasi di RAPBN 2020.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyampaikan target inflasi dalam asumsi makro dalam RAPBN 2020 adalah sebesar 3,1 persen. Wakil Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto menilai target tersebut akan sulit tercapai.
Menurutnya, inflasi yang terbilang rendah yaitu 3,32 persen (yoy) pada Juli 2019 itu sejatinnya membeli daya beli masyarakat. Namun, pada relasisasinya, kenaikan inflasi barang bergejolak 4,9 persen dan kenaikan inflasi bahan makanan mencapai 4,85 persen pada Juli 2019.
"Inflasi target 3,1 persen menurut saya agak susah dicapai. Yang perlu diwaspadai inflasi itu bersumber dari hal-hal yang menyangkut hajat hidup orang banyak, bahan pangan," kata Eko dalam acara diskusi di kantor Indef, Jakarta, Senin (19/8/2019).
Eko menyarankan pemerintah untuk mengendalikan harga pangan demi tercapainya target inflasi di RAPBN 2020.
Baca: Isi Lengkap Pidato Presiden Jokowi soal RAPBN dan Nota Keuangan 2020
"Kalau mau capai 3,1 syaratnya kendalikan harga pangan, tanpa itu susah," ujarnya.
Sementara itu, mengenai target nilai tukar dolar AS terhadap rupiah sebesar Rp 14.400 dinilai cukup realistis.
Meski begitu, Eko menyarankan pemerintah juga fokus menurunkan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang melebar hingga 3 persen terhadap PDB atau USD 8,4 triliun di triwulan II 2019.
Menurutnya, lebarnya CAD itu merupakan alarm bahaya bagi stabilitas nilai tukar di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian.
"Problemnya kita masuk 15 negara terbesar yang alami defisit currect account balance. Kita nomor 5, naik dari 2,6 jadi 3 persen dari PDB," jelas Eko.
"Data kita soal mata uang negara-negara menggambarkan mata uang kita baik secara nominal, tapi exchange ratenya negatif. Kenapa negatif karena CAD melebar. Selama terus begitu agak susah capai target," pungkasnya.