Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pasar Properti Hunian Masih Potensial

Potensi tersebut salah satunya mengingat rumah tapak masih diminati konsumen, terutama dari segmen keluarga, termasuk keluarga usia muda

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Pasar Properti Hunian Masih Potensial
www.shutterstock.com
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasar properti hunian di Indonesia dinilai masih sangat potensial.

Selain ditopang oleh laju pertumbuhan penduduk, juga karena selisih pasokan dan permintaan (backlog) hunian di Indonesia masih tinggi, yakni 11,4 juta unit.

"Kami meyakini bahwa peluang bisnis properti hunian tapak maupun vertikal masih cukup besar," ujar Aulia Firdaus, chief executive officer (CEO) Repower Asia Indonesia, salah satu pengembang properti di Jabodetabek, dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (27/8/2019).

Dia menambahkan, potensi tersebut salah satunya mengingat rumah tapak masih diminati konsumen, terutama dari segmen keluarga, termasuk keluarga usia muda.

Karena itu, Repower Asia terus mengembangkan proyek rumah tapak di Depok, Jawa Barat.

Dalam kaca mata pengamat bisnis properti, Panangian Simanungkalit, sampai dengan akhir tahun 2019, permintaan rumah tapak bakal meningkat berkisar 6-8% dibandingkan dengan tahun lalu.

Baca: Sandimas Kenalkan Produk Keramik Granit Ukuran Jumbo untuk Perkantoran dan Hunian Mewah

“Kapitalisasi pasar perumahan sampai dengan akhir tahun 2019 saya perkirakan berkisar Rp 110-120 triliun,” papar dia.

Berita Rekomendasi

Melihat tingginya kebutuhan akan hunian, pemerintah sejak tahun 2015 mencanangkan Program Sejuta Rumah (PSR).

Melalui program itu pemerintah menggulirkan dana subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Salah satu dana subsidi yang digulirkan pemerintah adalah melalui kredit pemilikan rumah (KPR) berskema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Sejak 2010 hingga 24 Agustus 2019, penyaluran subsidi melalui KPR berskema FLPP jumlahnya mencapai Rp 41,94 triliun untuk 631.122 rumah.
Sepanjang rentang empat tahun terakhir, 2015-2018, pemerintah mengklaim bahwa torehan PSR terus meningkat setiap tahunnya. Pada 2015, disebutkan bahwa PSR merealisasikan sebanyak 699.770 unit. Lalu, tahun 2016 (805.169 unit), 2017 (904.758 unit), dan 2018 (1.132.621 unit). Untuk 2019, pemerintah menargetkan pembangunan 1,25 juta rumah.

Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Khalawi A Hamid pernah mengatakan, tantangan kedepan antara lain adalah ketersediaan lahan di kawasan strategis.

Terutama, untuk membangun rumah terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Salah satu cara mengatasi hal itu misalnya dengan membangun rumah susun (rusun) dekat dengan stasiun kereta atau transit oriented development (TOD). Lalu, membangun rusun dengan kombinasi pasar seperti Rusun Pasar Rumput, Jakarta setinggi 25 lantai berjumlah tiga menara.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas