PII : Indonesia Butuh Banyak SDM Berkualitas tapi Itu Tidak Mudah
Heru Dewanto menilai Indonesia memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dalam menghadapi perubahan dunia yang semakin cepat.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Malvyandie Haryadi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto menilai Indonesia memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dalam menghadapi perubahan dunia yang semakin cepat.
"Ini bukan hal mudah, mencetak SDM unggul harus dimulai dari sebuah data base sehingga kita tahu peta kekuatan kita, sebelum membuat sebuah peta jalan yang terintegrasi menuju tujuan bersama," kata Heru dalam acara The 37 Conference ASEAN Federation of Engineering Organization (CAFE037) di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (11/9/2019).
Menurutnya, setelah diberlakukannya undang-undang keinsinyuran tahun ini melalui Peraturan Pemerintah (PP), maka setiap insinyur yang melakukan praktek keinsinyuran harus disertifikasi dan diregistrasi.
Baca: Beredar Surat Pernyataan Kasus Siswa Gunung Kidul Bawa Celurit ke Sekolah, Ini Keterangan Disdikpora
Baca: Tiket Pesawat Murah Liburan ke Langkawi, Malaysia Mulai Rp 1 Jutaan
Baca: Obsesi Turunkan Berat Badan Bisa Gagalkan Upaya Kecilkan Perut Buncit, Kok Bisa?
Baca: One Day Trip di KL, Berikut Itinerary 1 Hari Keliling Kuala Lumpur, Malaysia
"Inilah pintu masuk kami untuk menyusun database keinsinyuran pertama di indonesia yang akan berisikan lebih dari 1 juta talenta-talenta terbaik bangsa, tentu nama bapak Ir. Joko widodo ada di dalamnya, lengkap dengan klasifikasi dan standar kompetensinya," tutur Heru.
Tidak hanya itu, kata Heru, standarisasi kompetensi ini memungkinkan diberlakukannya standarisasi remunerasi, termasuk untuk insinyur asing yang bekerja di Indonesia.
"Database ini kami harapkan bisa menjadi sumbangsih kami yang nantinya bisa disinergikan dengan pusat manajemen talenta yang akan dibuat pemerintah. Jadi yang bagian SDM keinsinyuran, kami siap rampungkan," ujar Heru.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para insinyur di kawasan Asia Tenggara untuk lebih meningkatkan kerjasama dalam menghadapi ketidakstabilan ekonomi dunia.
"Ekonomi dunia saat ini sedang tidak ramah, beberapa negara mengalami kemunduran ekonomi, bahkan ada negara mulai mengalami resesi ekonomi. Kita harus mampu membentengi diri untuk tetap tumbuh stabil dan keberlanjutan," ujar Jokowi saat pembukaan CAFE037 di JI-Expo, Kemayoran.
Menurut Jokowi, kondisi tersebut harus dihadapi para insinyur dengan cara mengembangkan inovasi dan melakukan terobosan yang akhirnya menciptakan peluang untuk lebih maju lagi ke depannya.
"Asosiasi ini bisa memfasilitasi anggotanya untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan, serta saling bersinergi satu dengan yang lainnya," kata Jokowi.
"Saya harap kerjasama bukan saja antar insinyur tapi juga antara engineering dengan bidang ilmu yang lain. Untuk melahirkan inovasi baru yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi," sambung Jokowi.