Sempat Bersitegang, Grup Sriwijaya dan Garuda Indonesia, Akhirnya Lanjutkan Kerja Sama
Perwakilan pemegang saham Grup Sriwijaya, Jefferson Jauwena, merasa senang dengan kelanjutan kerja sama ini.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Maskapai penerbangan Sriwijaya Air dan Nam Air bakal kembali mengangkasa. Setelah sempat bergesekan, akhirnya Grup Sriwijaya dan Grup Garuda Indonesia melanjutkan kerja sama manajemen (KSM). Namun belum jelas, agenda dan kepastian penerbangan kembali Sriwijaya Air.
Keputusan melanjutkan kerjasama setelah pemegang saham kedua kelompok usaha menandatangani KSM, Selasa (1/10/2019).
Sebelumnya, hubungan kerjasama keduanya memanas karena Dewan Komisaris Sriwijaya Air mengganti secara sepihak jajaran direksi tanpa melibatkan kubu Garuda Indonesia.
Masalah ini berbuntut panjang. Anak usaha Garuda, Citilink Indonesia menggugat PT Sriwijaya Air dan PT Nam Air terkait dugaan wanprestasi KSM. Sidang perdana berlangsung pada 17 Oktober 2019.
Perwakilan pemegang saham Grup Sriwijaya, Jefferson Jauwena, merasa senang dengan kelanjutan kerja sama ini.
Namun dia belum bisa memastikan operasional kembali pesawat-pesawat Sriwijaya Air dan Nam Air. Hingga berita ini dicetak, situs Sriwijaya Air belum melayani penjualan tiket penerbangan.
"Utamanya adalah KSM membuat ekosistem lebih baik dan menyehatkan semua pihak."
"GMF juga bersedia memulai pelayanan, sehingga aspek keamanan dan kenyamanan dapat tercapai," terang Jefferson, dalam konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, usai penandatanganan KSM, kemarin.
Direktur Utama Citilink Indonesia, Juliandra Nurtjahjo, menegaskan hasil pertemuan para pemegang saham sepakat sepakat untuk melanjutkan KSM.
Pertemuan itu juga menyepakati empat harapan terkait KSM. Pertama, mengedepankan komitmen dari sisi kelaikan dan keselamatan, serta kenyamanan dari pesawat Sriwijaya Air dan Nam Air. Kedua, memprioritaskan kepentingan pelanggan.
Baca: Hari Ini, 30.000 Massa Buruh Akan Mendemo Gedung DPR/MPR
Ketiga, KSM sebagai upaya penyelamatan aset negara. Keempat, KSM upaya membentuk ekosistem industri penerbangan yang lebih sehat. "Kami akan mendukung agar kondisi Sriwijaya lebih baik," ungkap Juliandra.
Baca: Korea Utara Tembakkan Rudal Lagi, Jatuh di Perairan Zona Ekonomi Eksklusif Jepang
Direktur Utama PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF Aero Asia), Tazar Marta Kurniawan, menambahkan pihaknya segera memberikan pelayanan operasional penerbangan kepada Grup Sriwijaya. "Mulai hari ini kami akan lakukan handling Sriwijaya Air dan Nam Air," kata dia.
Meski demikian, kedua pihak sama-sama enggan menjelaskan solusi dari sejumlah persoalan yang belakangan terkuak. Misalnya soal gugatan Citilink. Kemudian utang Grup Sriwijaya kepada GMF Aero Asia sebesar Rp 810 miliar, serta pihak lain seperti Pertamina Rp 942 miliar, BNI Rp 585 miliar, Angkasa Pura II Rp 80 miliar, serta Angkasa Pura I Rp 50 miliar.
Reporter: Sugeng Adji Soenarso
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Grup Sriwijaya dan Garuda Indonesia, Akhirnya Melanjutkan Kerja Sama