Bank Indonesia Nilai Industri Halal Global Harus Didukung Fashion Etis Berkelanjutan
Destry mengatakan bahwa upaya pengembangan industri halal global ini dapat didukung pula melalui adanya fashion etis secara berkelanjutan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menilai industri fashion modest wear atau busana muslim tanah air mampu menghadapi persaingan global.
Ia melihat potensi pasar modest wear di Indonesia sangat besar, sehingga menurutnya hal ini bisa menjadi lahan bagi para pelaku bisnis fashion lokal untuk mengembangkan marketnya hingga mendunia.
Dalam acara bertajuk 'Road to Sustainable Fashion' yang digelar pada gelaran Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019, Destry mengatakan bahwa upaya pengembangan industri halal global ini dapat didukung pula melalui adanya fashion etis secara berkelanjutan.
"Fashion etis berkelanjutan adalah bentuk praktek dari inplementasi nilai-nilai ekonomi syariah di industri fashion yang dapat mendukung pengembangan industri halal global," ujar Destry, di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2019).
Baca: Transaksi Rp 300 Triliun/Tahun, Pasar Modest Wear Tanah Air Punya Potensi Besar
Para pelaku bisnis modest wear ini diharapkan memperhatikan tahapan proses produksi koleksi lini fashion mereka.
Mulai dari sumber material bahan yang mereka gunakan hingga proses produksi yang harus mengedepankan prinsip ramah lingkungan dan daur ulang limbah.
Hal ini, kata Destry, agar pengembangan industri halal global ini juga tetap memperhatikan fashion yang 'berkelanjutan'.
Selain itu, para pelaku bisnis modest wear ini juga harus memperhatikan fashion etis yang erat kaitannya dengan perekonomian syariah.
Bisnis yang dijalani ini harus memiliki dampak yang baik bagi keseimbangan ekonomi bangsa.
Untuk bisa bersaing dengan pasar global, para pelaku bisnis fashion modest wear juga harus terus berinovasi dan meningkatkan kreativitas mereka dalam memunculkan koleksi yang mampu mendorong dunia mengenal Indonesia sebagai salah satu pusat modest wear dunia.
Destry menambahkan, Indonesia pun menghabiskan sekitar USD 20 miliar atau senilai Rp 300 triliun terkait transaksi bisnis busana muslim ini.
"Indonesia merupakan konsumen busana muslim terbesar ke-3 di dunia yang menghabiskan sebesar USD 20 miliar atau sekitar Rp 300 triliun," kata Destry.
Perlu diketahui, pemerintah memang tengah gencar menggaungkan promosi agar Indonesia dikenal sebagai pusat modest fashion dunia.
Terkait Road to Sustainable Fashion yang digelar dalam ISEF 2019 pada 14-15 November 2019, BI bekerjasama dengan Indonesian Fashion Chamber (IFC) serta Indonesia Halal Lifestyle Centre (IHLC).
Sedangkan untuk gelaran ISEF 2019 telah dimulai pada 12 November lalu dan akan ditutup pada 17 November mendatang.