Pengusaha Angkutan di Ciamis Menjerit, Pertamina Bantah Batasi Suplai Solar Bersubsidi
Dari sekitar 200 armada busnya, dalam seminggu ini 70 bus dikandangkan karena sulit mendapatkan solar bersubsidi untuk operasional harian.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM - Pertamina memastikan ketersediaan solar subsidi di terminal BBM maupun di SPBU mencukupi untuk kebutuhan konsumen dan menambah sekitar 20 persen suplai solar untuk memastikan pemerataan penyaluran dan melakukan percepatan distribusi.
VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan stok BBM dalam kondisi aman.
"Masyarakat tidak perlu khawatir, Pertamina telah menambah suplai solar untuk ketersediaan yang lebih merata," ujarnya, Jumat (15/11/2019).
Pertamina berharap penyaluran BBM Bersubsidi tepat sasaran karena masih banyak masyarakat ekonominya mampu memanfaatkan solar bersubsidi.
Padahal Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014, BBM tertentu termasuk Solar bersubsidi hanya untuk industri rumah tangga, usaha mikro, usaha pertanian, usaha perikanan, transportasi dan pelayanan umum, termasuk juga kendaraan pribadi dengan kapasitas mesin atau CC yang kecil.
Baca: Dua Warga Ciamis Tewas Tenggelam saat Bersihkan Sumur Masjid
"Bagi masyarakat golongan mampu, agar menggunakan BBM non subsidi yang ketersediaannya memang lebih banyak, sehingga BBM subsidi dapat lebih dinikmati oleh penggunanya sesuai ketentuan,” kata dia.
BBM non subsidi adalah Dexlite atau Pertamina Dex sebagai pengganti Solar dan Pertalite, Pertamax ataupun Pertamax Turbo sebagai pengganti Premium.
Langka di Ciamis
Dalam seminggu ini awak bus, angkutan umum dan truk di Ciamis kesulitan untuk mendapatkan solar bersubsidi (bio solar). Rata-rata setiap SPBU di Ciamis mengalami pengurangan jatah solar.
Dampak luar biasa dirasakan oleh pengusaha bus di Ciamis seperti dirasakan PO Gapuraning Rahayu (GR).
Dari sekitar 200 armada busnya, dalam seminggu ini 70 bus dikandangkan karena sulit mendapatkan solar bersubsidi untuk operasional harian.
“Ada sekitar 70 sampai 80 bus yang tidak bisa jalan karena sulit mendapatkan solar (bersubsidi),” ujar Rd Ekky Bratakusumah, manajer pemasaran PO “GR” kepada Tribun Jabar, Kamis (14/11/2019).
Untuk operasional harian tiap bus GR, kata Ekky, membutuhkan 270 liter solar/hari. Total bus sebanyak 200 bus.
Bila kondisi kelangkaan solar bersubsidi ini terus berlarut dan tidak ada solusinya bukan tak mungkin armada bus, kata Ekky, akan mogok operasi.
Khawatirnya solar bersubsidi seharga Rp 5.150/lt menghilang, berganti dengan dext yang harganya dua kali lipat.
“Jangankan naik, dengan harga BBM tidak naik saja, penumpang bus sudah sepi. Kondisi saat ini memang berat bagi kelangsungan usaha angkutan umum,” ujar Ekky yang juga Sekretaris DPC Organda Ciamis tersebut.