Komisi VI Ingatkan Kemendag Susun Roadmap Peningkatan Ekspor
Sejauh ini belum ada peta jalan yang konkret untuk mengerek ekspor dengan hadirnya sejumlah perjanjian dagang internasional.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam meminta Kementerian Perdagangan untuk menyusun peta jalan (roadmap) peningkatan ekspor secara detil dan konkret.
Hal itu dalam upaya menyambut berbagai perjanjian dagang internasional, baik yang kini sedang dibahas maupun yang dalam pengajuan ratifikasi.
“Saya mengingatkan, bahwa sangat penting bagi Kemendag untuk mendetailkan roadmap, bagaimana langkah-langkah dan target peningkatan ekspor seiring proses ratifikasi sejumlah perjanjian dagang,” ujar Mufti Anam di Jakarta, Senin(2/12/2019).
Mufti menilai, sejauh ini belum ada peta jalan yang konkret untuk mengerek ekspor dengan hadirnya sejumlah perjanjian dagang internasional.
Baca: Jokowi Dorong Ekspor Mobil Via Pelabuhan Patimban
“Kalau secara normatif, kita paham bahwa dengan perjanjian dagang, maka akan ada potensi peningkatan ekspor, investasi, dan sebagainya. Itu kan narasi komunikasi atau public relations yang dibangun Kemendag,” ujar politisi PDI Perjuangan tersebut.
Kemendag saat ini sedang mengebut pembahasan sejumlah perjanjian dagang internasional dengan berbagai negara.
Yang sedang intens dibahas ratifikasinya antara lain Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Aggreement (CEPA) dan Indonesia-EFTA CEPA yang meliputi Norwegia, Swiss, Liechtenstein, dan Islandia.
“Untuk mencapai target itu, apa yang akan dilakukan harus jelas. A sampai Z mau ngapain harus konkret, UMKM mana yang jadi fokus untuk dibukakan pasar ke Australia, sinergi antarkementeriannya bagaimana harus terpetakan. Harus ada roadmap detil, jangan cuma bumbu-bumbu kehumasan saja bahwa nanti ekspor meningkat, investasi naik, dan seterusnya,” ujar pria kelahiran Banyuwangi tersebut.
Selama ini, papar Mufti, memang ada proyeksi dari Kemendag bahwa setelah perjanjian dengan Australia, bakal ada peningkatan ekspor sebesar 21,7 persen.
“Tapi saya melihat belum ada action plan yang konkret,” ujar Mufti Anam.