Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ini Tahapan Pembangunan Kilang yang Dicapai Pertamina

Mamit tidak menepis bahwa progres kilang Balongan termasuk cepat. Dibandingkan target semula, kilang ini bisa menghemat waktu satu tahun.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Ini Tahapan Pembangunan Kilang yang Dicapai Pertamina
Pertamina
Ilustrasi kilang minyak. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertamina ternyata sudah melakukan berbagai tahapan pembangunan enam kilang, baik melalui proyek Refinary Development Master Plan (RDMP) maupun Grass Root Refinery (GRR).

Beberapa di antaranya cukup menggembirakan, termasuk kilang Balongan, dimana progres yang dilalui melebihi target waktu. “Kemajuannya memang cukup berarti,” kata Direktur Energy Warch Mamit Setiawan kepada media di Jakarta hari ini.

Mamit tidak menepis bahwa progres kilang Balongan termasuk cepat. Dibandingkan target semula, kilang ini bisa menghemat waktu satu tahun. Ini bisa dilakukan, karena Pertamina bisa menghemat waktu lelang.




Jika umumnya setelah penawaran Front-End Engineering Design (FEED) butuh dua tahun sebelum masuk proses Engineering, Procurement and Constructions (EPC), maka Pertamina bisa lebih cepat.

Begitu pula dengan kilang Balikpapan. Bahkan saat ini, lanjut Mamit, Balikpapan sudah memasuki tahap konstruksi. “Saya melihat sendiri, memang sudah ada pekerjaannya,” lanjut Mamit.

Di sisi lain Mamit mengingatkan, bahwa pembangunan kilang memang tidak bisa seketika. Perlu berbagai tahapan, dimana masing-masing tahapan membutuhkan proses waktu yang cukup lama. Bahkan, untuk mencari partner saja, membutuhkan waktu panjang, yang bisa mencapai 2-3 tahun.

“Tentu saja (bukan seperti pekerjaan Bandung-Bondowoso yang dalam semalam bisa membuat Prambanan). Banyak tahapan dilalui. Akan ngebor saja banyak tahapannya, apalagi proyek strategis seperti ini,” jelas Mamit.

BERITA TERKAIT

Sementara untuk kilang Tuban, Mamit juga melihat adanya perkembangan yang sangat krusial, yaitu penjajakan partnership dengan Rosneft. Padahal seperti diketahui, salah satu tahapan awal yang paling sulit adalah pencarian partner itu sendiri. “Pencarian partnership tersebut memang tidak mudah. Sebab, masing-masing pihak memiliki feasibilities study. Misal terkait nilai keekonomian dan nilai proyek, masing-masing memiliki pandangan berbeda,” kata Mamit.

“Jadi untuk Tuban, tinggal menunggu realisasinya dalam bentuk apa. Tetapi minimal bisa engineering-nya dulu,” imbuh Mamit.

Begitu pula ketika memasuki tahapan pekerjaan EPC, menurut Mamit, tidak serta merta setelah deal, langsung membangun. Karena harus ada studi kelayakan lagi untuk tahapan engineering.

Baru setelah itu melakukan design engineering. Dan kalau sudah disetujui, barulah tahap finalisasi lagi mengenai design engineering terlebih dahulu sebelum memasuki tahap konstruksi. “Itupun cukup lama. Jadi, memang banyak tahapan yang harus dilakukan,” jelasnya.

Dari berbagai perkembangan itulah, Mamit menegaskan, bahwa Pertamina sebenarnya sudah menunjukkan kemajuan berarti.

Bahkan, Pertamina sebenarnya sudah memulai sejak lima tahun lalu. Ketika itu, Pertamina selalu berdiskusi dengan Dirjen Migas terkait percepatan pembangunan kilang melalui proyek RDMP dan GRR. “Jadi tetap ada pergerakan dari Pertamina untuk membangun kilang. Dan memang tidak semudah itu untuk membuat kilang agar teralisasi,” kata dia.

Hingga saat ini, Pertamina memang terus berupaya mempercepat pembangunan enam kilang, yaitu melalui RDMP dan GRR. Keenam kilang tersebut adalah Balongan, Balikpapan, Bontang, Tuban, Dumai, dan Cilacap. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas