BNI Siapkan Rp 16,9 Triliun untuk Kebutuhan Nasabah Jelang Tahun Baru
Sektor perbankan pun turut memberikan kemudahan layanan bagi para nasabahnya yang tengah menjalani momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) kali ini.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para nasabah kini tengah menikmati liburan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 yang telah dimulai sejak Selasa (24/12/2019) ini, mereka pun diprediksi berlibur ke berbagai destinasi wisata di luar kota bahkan luar negeri.
Sektor perbankan pun turut memberikan kemudahan layanan bagi para nasabahnya yang tengah menjalani momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) kali ini.
Seperti yang dilakukan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang menggelontorkan uang tunai senilai total Rp 16,9 triliun per pekan pada periode Nataru tahun ini.
Nilai tersebut pun dibagi berdasar area, yakni Jabodetabek dan luar Jabodetabek. Untuk Jabodetabek, uang yang disediakan sebesar 21 persen dari total dana segar yang disiapkan.
Itu berarti BNI menyediakan sekitar Rp 3,6 triliun khusus untuk kebutuhan para nasabah yang menjalani momen libur Nataru di Jabodetabek.
Sedangkan sisanya yakni sekitar 79 persen atau Rp 13,3 triliun dialokasikan untuk kebutuhan nasabah yang berada di luar Jabodetabek.
Karena para nasabah ini diprediksi lebih banyak menghabiskan waktu liburan akhir tahun mereka di luar Jakarta maupun kota penyangga Jakarta.
Uang tunai itu untuk memenuhi mesin ATM dan kantor cabang di seluruh area cakupan BNI.
Deputy General Manager Divisi Operasional BNI Feri Fariansis mengatakan uang tunai tersebut memang dibagi berdasar area.
"Kebutuhan kas di Jabodetabek, terdiri dari kebutuhan ATM yakni sekitar Rp 27 triliun dan kebutuhan outlet sebesar Rp 0,9 triliun. Sisanya sekitar 79 persen atau Rp 13,3 triliun berada di luar Jabodetabek," ujar Feri, saat ditemui di kantornya beberapa waktu lalu.
Baca: Menteri ESDM Pastikan Pasokan BBM dan LPG Aman Selama Nataru
Terkait periode Nataru kali ini, ia memprediksi akan terjadi lonjakan kebutuhan nasabah hingga mencapai angka sekitar 5 persen.
Menurutnya, angka ini berbeda dari prediksi tahun lalu yang mencapai 8 persen namun realisasinya hanya mencapai angka 5 persen saja.
Karena kebutuhan uang tunai pada periode sama di tahun sebelumnua, hanya tercatat Rp 16,1 triliun per pekan.
"Tahun lalu, kami targetkan meningkat 8 persen ya, tapi realisasinya 5 persen dengan kebutuhan uang tunai Rp 16,1 triliun per pekan," papar Feri.
Lebih lanjut Feri menilai angka peningkatan kebutuhan yang diprediksi hanya berada pada kisaran angka 5 persen itu, karena faktor tidak adanya kebijakan signifikan yang berpengaruh.
"Tahun ini kami targetkan 5 persen dengan kesiapan kas Rp 16,9 triliun (per pekan), tidak ada kebijakan signifikan yang terjadi pada tahun ini. Kondisi ekonomi akhir tahun ini normal saja," jelas Feri.
Kendati demikian, ia menilai kebutuhan uang tunai justru akan mengalami lonjakan tertinggi setelah momen perayaan Natal yakni pada 26 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020, yakni mencapai angka Rp 17,6 triliun.