Anak Usaha BUMN Dituding Hambat Pertumbuhan UMKM
“Ini bukan persoalan jual keripik, batik dan batu akik. UMKM kita lebih sering bersaing dengan anak perusahaan BUMN,” kata Nining
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur UKM Center FEB UI Nining Soesilo dalam agenda ngobrol santai dengan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut faktor utama produk UMKM sulit naik kelas.
“Ini bukan persoalan jual keripik, batik dan batu akik. UMKM kita lebih sering bersaing dengan anak perusahaan BUMN,” kata Nining di Jakarta, Kamis (26/12/2019).
Ia mencontoh ditemukannya sejumlah anak-cucu perusahaan PT Garuda Indonesia Tbk setelah kasus penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton awal bulan ini.
Tercatat Garuda memiliki tujuh anak perusahaan dan 19 cucu perusahaan dengan berbagai bidang usaha.
“Tentu bukan hal mudah bagi UMKM untuk masuk ke sana. Saya pikir perlu ada tindakan serius agar UMKM punya kesempatan tumbuh,” ujarnya.
Dengan begitu, menurut Nining, akan tumbuh iklim usaha yang sehat setidaknya untuk naik ke level menengah.
Baca: Pemerintah Target Nilai Ekspor Produk UMKM Naik 30 Persen di 2024
Teten yang menerima masukan tersebut dari perwakilan akademisi akan meminta Kementerian BUMN untuk tidak mengambil terlalu banyak pasar.
“Ini sebetulnya sesuai arahan dari Pak Presiden Joko Widodo. Kami juga sudah berdialog dengan Pak Erick (Menteri BUMN) supaya ada langkah tegas yang harus diambil tetapi belum bisa kita sampaikan sekarang,” ujar Teten.
Pemerintah mematok target nilai ekspor produk UMKM naik signifikan dari 14,5 persen menjadi 30 persen pada tahun 2024.
Angka harapan ini dapat terealisasi lewat sinergitas antara pelaku usaha, akademisi, forum komunitas dan asosiasi profesi, institusi pembiayaan, pemasar, avalis dan offtaker.