Antisipasi Virus Corona, China Airlines Minta Penumpang Bawa Termos atau Tumbler Sendiri
Langkah-langkah baru ini dirancang untuk mencoba membatasi risiko penumpang dan awak kabin terinfeksi virus mematikan
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Maskapai China Airlines dan afiliasinya, Tigerair Taiwan dan Mandarin Airlines tidak akan lagi menawarkan layanan penerbangan tujuan Hong Kong dan Makau.
Hal ini dilakukan dalam upaya untuk mengurangi penyebaran virus corona.
Keputusan untuk menghentikan layanan makanan dan minuman serta pendistribusian selimut, bantal, dan surat kabar ke wilayah bekas koloni Inggris dan Portugis itu diambil seiring dengan kebijakan terkait pembatalan penerbangan ke daratan China.
Langkah-langkah baru ini dirancang untuk mencoba membatasi risiko penumpang dan awak kabin terinfeksi virus mematikan, dengan menghilangkan kontak yang dianggap tidak perlu.
Imbauan China Airlines agar penumpang membawa termos.
Baca: TNI AU Siapkan 2 Boeing 737 dan Satu Hercules C130 untuk Evakuasi WNI dari Wuhan
Alih-alih memperoleh makanan yang fresh dan hangat, penumpang maskapai ini kini diberikan kotak makan siang sekali pakai atau makanan dalam paper bag.
Baca: Tidak Pernah Pergi ke China, Seorang Sopir Bus di Jepang Terinfeksi Virus Corona
China Airlines juga meminta penumpangnya untuk membawa termos atau tumbler sendiri selama berada di kabin pesawat, jika mereka ingin minum air hangat.
Baca: Virus Corona Bikin Eropa Cemas, Pasien di Jerman Bertambah Jadi 4 Orang
Maskapai ini juga menyampaikan bahwa semua nampan lipat dan sandaran tangan akan didesinfeksi.
Sementara itu, Taiwan News menyampaikan informasi dari maskapai terbesar Taiwan bahwa satu-satunya penerbangan yang tidak akan memperoleh layanan di kabin adalah rute tujuan Hong Kong dan Makau.
Dikutip dari laman simpleflying.com, Rabu (29/1/2020), virus corona menyebar pada tingkat yang semakin mengkhawatirkan hingga Selasa kemarin.
Jumlah total orang yang dikonfirmasi terinfeksi virus ini naik menjadi 4.515 orang, nyaris dua kali lipat dari jumlah kasus yang terhitung pada hari sebelumnya.
Penyebaran virus yang begitu cepat dan fakta bahwa tidak ada obat yang bisa menjadi penawar virus ini pun membuat Pusat Pengendalian Penyakit di Amerika Serikat (AS) mengeluarkan peringatan tingkat tiga yang mengimbau agar warga AS tidak melakukan perjalanan ke China.
Meskipun titik episentrum wabah ini kini tengah diisolasi pemerintah China, pemerintahan yang berada di bawah kendali Presiden Xi Jinping itu mewajibkan seluruh warganya memakai masker di banyak kota.