Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Charoen Phokphand Resmi Terjun di Bisnis Remitansi dan E-commerce Lewat Platform Love Indonesia

Sejak Agustus 2019 lalu, Charoen Phokphan mendirikan perusahaan jasa kiriman uang sekaligus e-commerce marketplace bernama Love Indonesia.

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in Charoen Phokphand Resmi Terjun di Bisnis Remitansi dan E-commerce Lewat Platform Love Indonesia
payment.love/blog
Outlet milik mitra fintech Love Indonesia 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Maraknya bisnis e-commere di Indonesia diam-diam juga ikut mendorong perusahaan poultry terintegrasi asal Thailand, Charoen Phokphand terjun di bisnis ini.

Sejak sekitar bulan Agustus 2019 lalu, Charoen Phokphand mendirikan perusahaan jasa remitansi (kiriman uang) sekaligus e-commerce marketplace bernama Love Indonesia.

Di Indonesia perusahaan ini terbilang baru. Tapi sebenarnya sudah sejak cukup lama hadir di sejumlah 9 negara Asia seperti Thailand, Filipina, Vietnam, Kamboja dan lain-lain. Kantor pusatnya di Thailand.

Platform ini hadir di aplikasi smartphone dan bisa diunduh gratis.

Business and Operation Director Love Indonesia, Calindra da Cunha dalam obrolan dengan Tribunnews, Kamis (20/2/2020) mengatakan, Love Indonesia merupakan aplikasi pelayanan pembayaran multi fungsi dan multiguna modern.

Aplikasi ini dirancang fleksibel dan merangkul berbagai kalangan masyarakat dengan pemanfaatan teknologi yang cepat dan aman.

Lewat aplikasi ini masyarakat dapat mengirim uangnya secara efisien dan lebih nyaman daripada perbankan tradisional.

Baca: 13 Unit Truk Kuzer RKE 150 dari Astra UD Trucks Kini Memperkuat Armada Berdikari Logistics

Berita Rekomendasi

Calindra menjelaskan, untuk layanan kiriman uang dalam negeri dan lintas negara, pihaknya telah mendapatkan izin resmi dari Bank Indonesia.

"Objektifnya dengan Love Indonesia ini kita ingin bikin fintech baru yang bisa memberi value added ke masyarakat, orang yang mau berbisnis tapi modalnya tidak banyak dan membutuhkan dana."

"Siapapun dia, sepanjang sudah berusia 17 tahun ke atas dia bisa berdagang, bergabung bersama kita. Apalagi jika diapunya toko kelontong, laundry, barber shop bisa berbisnis dengan Love," ungkapnya.

Baca: New Alphard dan New Vellfire Kini Dilengkapi Fitur Keselamatan Tertinggi, Toyota Safety Sense

"Sekarang Love hadir di 9 negara, pusatnya di Thailand. Targetnya, tahun 2022 nanti kita masuk di 25 negara," ujar Calindra.

Dia menambahkan, Love Indonesia fokus mengenbangkan bisnis usaha kecil dan menengah (SME) dan sekaligus menjadi payment cross border atau remitansi pengiriman uang.

Baca: Cicilan Mobil Macet? Pahami Risikonya, Jangan Sembarangan Mengopernya ke Pihak Ketiga

"Kita mengakuisisi sebuah perusahaan yang sudah memilkiki izin remitansi dari Bank Indonesia dan kita sudah mendapat izin BI untuk menjalankan bisnis remitansi ini. Maret 2020 nanti kita sudah mulai jalan," kata dia.

Di tahapan awal, jasa pengiriman uang ini masih untuk dalam negeri, kemudian akan melangkah ke pengiriman inrternasional. Jasa remitansi ini untuk memfasilitas UKM yang akan kulakan barang dari kota lain atau luar negeri dan mengharuskan pengajuan purchasing order atau PO. 

"Calon mitra yang ingin menjadi jaringan kita cukup download aplikasi Love di Android, kemudian isi saldo dengan mudah via direct debet, atau via virtual account Bank CIMB Niaga, atau isi saldo via agen terdekat kita atau via pembayaran di Indomaret," jelas Calindra.

Saldo yang sudah diisi di platform ini juga digunakan untuk aneka transakasi termasuk membayar tagihan listrik dan air PDAM.

"Untuk transaksi, kita tonjolkan di bisnis e-commerce, kita menyediakan prdouk-produk Charoen Phokphan seperti daging ayam potong, nugget, sosis serta aneka produk seafood dari grup Charoen seperti ikan dori, siomay dan lain-lain. Di aplikasi ini kita menyebutnya Love Market."

Dia menjelaskan, sejak resmi live di Agustus 2017, per pekan ini pihaknya sudah memiliki sekitar 1.700 mitra agen. "Tahun ini kita punya target 100.000 agen," ujarnya.

Agen yang sudah beroperasi tersebut umumnya berada di Jabodetabek dan Jawa Barat. Tapi juga ada dalam jumlah kecil di Semarang, Solo, Karawang, Bali, Lombok dan lain-lain.

"Kita saat ini punya 12 area sampai di NTT. Kita coba garap pasar di sana. Kita tidak berlakukan saldo minimal karena kita bukan penyedia uang elektronik. Kita menyebutnya deposit," jelasnya.

Karena itu, metode pembayaran belum bisa dilakukan melalui di QRIS karena pihaknya belum punya izin di sana.

"Kita beda dengan pemain lain seperti Dana, Gopay atau Ovo karena kita bukan payment method. Tapi untuk semua transaksi ada di aplikasi kitam," imbuhnya.

Kelebihan dibanding fintech lain, Love Indonesia mengklain bisa menjual produk kombinasi, selain untuk pembayaran dan pengiriman uang kita juga bisa untuk belanja aneka produk.

"Kita mencoba mencari solusi untuk sejumlah problem di jasa remitansi selama ini seperti memungut fee terlalu besar, margin tgerlalu besar dan proses pengiriman tidak real time, ada delay. Kita coba meminimalkan problem-problem seperti itu. Maka itu Love hadir di banyak negara," ujarnya.

Dia menambahkan, di bisnis penyediaan solusi pengiriman uang ini cost of fund atau sumber dananya harus luas.

"Biaya kirim juga harus murah dan harus cepat. Delay-nya jangan sampai  lebih dari satu hari. Karena itu kita juga berpartner dengan money tgransfer operator di sejumlah negara," sebutnya.

Untuk bisnis remitansi ini pasar yang dibidik adalah pekerja migran dan pedagang yang kerap melakukan PO ke luar negeri, terutama UMKM yang barangnya banyak berasal dari luar negeri.

Di bisnis e-commerce, selain menjual barang dari grup sendiri, Love Indonesia menurut Calindra, juga juga memasarkan produk sembako.

"Kita bekerjasama dengan salah satu partner grosir terbesar di Indonesia, dengan merek Laris. Barang yang dijual mulai dari beras sampai air minum. Mitra kita yang punya deposit bisa berbelanja untuk dijual lagi atau dipakai sendiri," ujarnya.

"Karena kita ambil dari grup, kita bisa mendapatkan harga lebih murah. Jika membeli lebih banyak harga lebih miring, biaya kirim juga lebih rendah."

"Kita main di tengah-tengah. Harga tidak terlalu mahal seperti di modern market atau terlalu rendah di pasar becek."

Untuk pengiriman barang yang dibeli mitra, pihaknya mengenakan ongkos kirim sesuai jarak dan pengirimannya bekerja sama dengan perusahaan jasa logistik.

Pihaknya kini intens mengedukasi pasat agar orang-orang tahu apa saja konten di fintech Love.

"Kita edukasi bahwa di platform ini mereka bisa berbisnis dan berdagang lebih baik dengan cuan yang bisa lebih banyak. Cukup dengan download gratis," kata Calindra.

Pihaknya juga memiliki tim yang turun ke lapangan selain juga melakukan digital marketing di Facebook.

"Tahun ini kita targetkan bisa bekerjasama dengan 200 diler. Kita juga targetkan untuk Love Market sudah live dalam waktu dekat. Saat ini kita bermitra dengan 37 PDAM, BPJS dan lain-lain. Kita juga bekerjasama dengan salah satu partner kita untuk e-toll yang akan kita luncurkan bulan April 2020," ujar Calindra.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas