Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wahai HRD, Rekrut Pegawai Baru Tak Cukup Modal IQ dan EQ Tinggi, Tapi Juga Adversity Quotient

Fakta juga memperlihatkan bahwa seseorang yang memiliki IQ dan EQ yang tinggi belum tentu memilik AQ yang tinggi pula.

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in Wahai HRD, Rekrut Pegawai Baru Tak Cukup Modal IQ dan EQ Tinggi, Tapi Juga Adversity Quotient
DOK.WIBAWA PRASETYA
Wibawa Prasetya berhasil mempertahankan disertasinya untuk meraih gelar doktor dengan predikat sangat memuaskan dalam sidang Senat Terbuka yang dihadiri Promotor dan Dewan Penguji di Lantai 5, Gedung Bung Hatta, Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, Senin (24/2/2020). Wibawa mengangkat riset AQ dalam disertasinya berjudul 'Pengaruh Adversity Quotient, Kepuasan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Turnover Intention.' 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak terbantahkan, sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang memegang peranan penting bagi jalannya sebuah perusahaan.

Di era yang makin serba digital dan disruptif saat ini, sebagus dan secanggih apapun peranti kerja yang dimiliki perusahaan, tidak akan bisa menegasikan peranan SDM, karena manusialah yang akan mengoperasikan peralatan yang dimiliki perusahaan.

Sejumlah perusahaan menganggap karyawan sebagai aset karena merekalah yang memegang peranan penting dalam keberhasilan perusahaan tersebut.

Dalam konteks itu, perusahaan sangat berkepentingan mempertahankan karyawan demi mencegah terjadinya turnover karyawan.

Berdasarkan penelitian, permasalahan yang dihadapi oleh banyak perusahaan saat ini adalah tingkat turnover karyawan.

Hasil penelitian Wibawa Prasetya, dosen Fakultas Teknik Atma Jaya, menunjukkan, turnover karyawan di perusahan mencapai 18,46 persen.

Baca: Pose Pertama BCL Usai Berkabung, Tampil Senyum Bareng Maia Estianty dan Rossa

Turnover yang tinggi ini menurutnya disebabkan banyak hal, salah satunya adalah diabaikannya pertimbangan adversity quotient (AQ) saat HRD perusahaan merekrut karyawan baru.

Baca: Pinjaman Online Lagi Disorot, Begini Metode Penagihan yang Benar Menurut Cashwagon

Berita Rekomendasi

Adversity quotient didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengendalikan permasalahan, mempertanyakan mengapa dan darimana permasalahan itu timbul, mengenali dan mengetahui akibat permasalahan yang dihadapi serta bagaimana kemampuan dan ketangguhan individu dalam upaya menyelesaikan permasalahan itu.

Baca: Aplikasi Car Sharing Share Car Anti Ganjil-Genap, Armadanya Disiapkan di Parkiran Gedung dan Mal

Sementara turnover intention adalah keinginan yang timbul dari diri seorang karyawan untuk meninggalkan perusahaan dan pekerjaannya untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.

Keinginan untuk meninggalkan perusahaan nampak dalam bentuk perilaku seperti memikirkan untuk keluar, mencari alternatif pekerjaan lain, niat untuk keluar, absensi meningkat, malas bekerja, protes terhadap atasan, perilaku yang berbeda dari biasanya.

Wibawa Prasetya menjelaskan, semakin tinggi skor adversity quotient, kepuasan kerja dan motivasi kerja, maka turnover intention semakin menurun.

Wibawa menegaskan, untuk menekan tingkat turnover perusahaan perlu memilih calon karyawan dengan tingkat adversity quotient yang tinggi sehingga akan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja dan motivasi kerja, pada akhirnya turnover intention menurun.

Namun, faktanya dalam penerimaan karyawan baru, jelas Wibawa, sebuah perusahaan kerap kali hanya mempertimbangkan Intelegence Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ).

Padahal, fakta juga memperlihatkan bahwa seseorang yang memiliki IQ dan EQ yang tinggi belum tentu memilik AQ yang tinggi pula.

Faktanya, banyak orang dengan IQ dan EQ yang memadai gagal dalam mengatasi kesulitan dan hambatan, tetapi ada orang yang memiliki daya tahan dan ketekunan dalam menghadapi hambatan justru berhasil dalam kehidupannya.

Riset ilmiah Wibawa Prasetya tentang pentingnya peran AQ ini menjadi bahan disertasi untuk meraih promosi gelar doktor dari Universitas Negeri Jakarta.

Pria Kelahiran Yogyakarta, 30 Juni 1962, itu, mengangkat riset AQ dalam disertasinya berjudul 'Pengaruh Adversity Quotient, Kepuasan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Turnover Intention.'

Wibawa Prasetya berhasil mempertahankan disertasinya dengan predikat sangat memuaskan dalam sidang Senat Terbuka yang dihadiri oleh Promotor dan Dewan Penguji di Lantai 5, Gedung Bung Hatta, Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, Senin (24/2/2020).

Komisi promotor terdiri dari Prof. Dr. Maruf Akbar, M.Pd (Guru Besar Tetap Universitas Negeri Jakarta) dan Prof. Dr. Billy Tunas, M.Sc (Guru Besar Tetap Universitas Suryadarma Jakarta).

Sedangkan bertindak sebagai Dewan Penguji adalah Dr. Komarudin, M.Si, (Guru Besar Tetap Universitas Negeri Jakarta yang juga Rektor Universitas Negeri Jakarta); Prof. Dr. Nadiroh, M.Pd (Guru Besar Tetap Universitas Negeri Jakarta yang juga Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta).

Kemudian, Prof. Dr. Hamidah, SE., M.Si (Guru Besar Tetap Universitas Negeri Jakarta yang juga Koordinator Program Studi Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia); Dr. Budi Santoso (Anggota Senat Universitas Negeri Jakarta); Dr. Henry Eryanto, M.Si (Anggota Senat Universitas Negeri Jakarta); dan Prof. Dr. Masydzulhak, M.M (Guru Besar Tetap Universitas Mercu Buana).

Peraih gelar doktor ke-4105 di UNJ ini merupakan anak ke-3 dari 7 bersaudara pasangan suami istri, Kartono (Alm) dan Sri Soemarah.

Wibawa menikah dengan Dra. Ertriana Juli Astini, dan dikaruniai anak kembar laki laki yang diberi nama Bima Aji Sadewa dan Bayu Adhi Nugraha.

Wibawa Prasetya menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di Sekolah Dasar Kristen 3, Wonosobo, Lulus Tahun 1973. Tamat dari SMP Negeri 1 Wonosobo Tahun 1976. Pendidikan SMA diselesaikan pada tahun 1980.

Kemudian dia melanjutkan ke Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Jogjakarta, lulus Sarjana Muda Hukum tahun 1984.

Tahun 1982, dia diterima sebagai mahasiswa Prodi Teknik Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada Jogjakarta dan lulus jenjang S1 tahun 1987.

Tahun 1989 Lulus Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Krisna Dwipayana Jakarta. Tahun 1991 melanjutkan pendidikan ke Jenjang Strata 2, Program Studi Ilmu Manajemen, Sekolah Tinggi Manajemen Labora Jakarta dan Lulus Ujian Negara Magister Manajemen tahun 1995.

Wibawa mulai bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Kopertis Wilayah III Jakarta tahun 1988 dan dipekerjakan sebagai dosen di Fakultas Teknologi Industri Pertanian Institut Teknologi Indonesia Jakarta. Tahun 1990-2010, ditugaskan di Kopertis Wilayah 3, Jakarta pada Bagian Ujian Negara.

Pada tahun 2010 sampai sekarang ditugaskan sebagai dosen Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan pada Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta.

Mata kuliah yang pernah diampunya selama ini antara lain Matematika Ekonomi, Matematika Bisnis, Kalkulus 1, Kalkulus 2, Kalkulus 3 dan Kewirausahaan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas