Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Mendag: Tidak Ada Larangan Ekspor untuk Produk Masker

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menegaskan pemerintah tidak akan melarang ekspor terkait produk masker ke pasar dunia

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
zoom-in Mendag: Tidak Ada Larangan Ekspor untuk Produk Masker
Ria Anatasia
Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menegaskan pemerintah tidak akan melarang ekspor terkait produk masker ke pasar dunia.

Hal ini mengacu pada kebijakan ekspor yang berkaitan dengan antisipasi mengenai dampak virus corona terhadap sektor perdagangan.

Kendati demikian, pemerintah mengimbau agar para eksportir dalam negeri lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan masker dalam negeri terlebih dahulu.

Baca: CIPS: Harga Masker Melambung Tinggi, Konsumen Dieksploitasi

Baca: Seorang Pria Kurung Istrinya di Kamar Mandi karena Takut Terkena Virus Corona

Ia kemudian memperingatkan para produsen agar tidak menerapkan harga yang tinggi dan memanfaatkan situasi saat ini.

Mengingat permintaan masyarakat terkait masker dan hand sanitizer melonjak signifikan pasca mewabahnya virus corona.

"Menyikapi permintaan yang tinggi dari masyarakat terhadap masker dan hand sanitizer, kami mengimbau para produsen barang tersebut untuk tidak menaikkan harga jual ke masyarakat," ujar Agus, di Jakarta Pusat, Selasa (3/3/2020).

Ultimatum itu juga berlaku bagi para distributor dan pengecer agar tidak bertindak 'nakal' dalam menjual produk tersebut.

Berita Rekomendasi

"Imbauan ini juga ditujukan kepada para distributor dan penjual pengecer," tegas Agus.

Suasana Apotek Asean, Pekanbaru, Senin (2/3/2020). Sejak dua bulan terakhir, ketersediaan stok masker di tempat itu sudah habis. Begitu juga dengan sebagian besar apotek di Kota Pekanbaru yang mengalami hal serupa, kalaupun ada, harga masker di pasaran bisa naik 10 hingga 20 kali lipat. TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY
Suasana Apotek Asean, Pekanbaru, Senin (2/3/2020). Sejak dua bulan terakhir, ketersediaan stok masker di tempat itu sudah habis. Begitu juga dengan sebagian besar apotek di Kota Pekanbaru yang mengalami hal serupa, kalaupun ada, harga masker di pasaran bisa naik 10 hingga 20 kali lipat. TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY (/Theo Rizky)

Langka

Sejak mewabahnya virus corona, masyarakat di banyak negara memang terus berburu masker khususnya jenis surgical mask atau masker bedah yang biasa dijual di pasaran.

Di Indonesia, ketersediaan salah satu alat penunjang kesehatan ini pun mulai mengalami kelangkaan stok.

Apalagi setelah ditemukannya dua pasien yang terkonfirmasi terinfeksi virus ini.

Di sejumlah minimarket yang tersebar di beberapa wilayah ibu kota, stok masker pun mengalami kelangkaan.

Beberapa hari terakhir, sejumlah minimarket kehabisan stok surgical mask.

Sebut saja yang terjadi pada sebuah minimarket di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (3/3/2020) pagi.

Tribunnews sempat menanyakan keberadaan masker Nexcare yang biasa dijual di minimarket itu.

Pegawai toko pun mengatakan bahwa stok produk itu habis dan beberapa hari terakhir ini belum ada stok baru yang masuk.

"Habis maskernya, udah berapa hari ini nggak ada stock," ujar seorang perempuan yang merupakan pegawai minimarket itu.

Ia kemudian menjelaskan, biasanya kalau ada yang membeli pun, transaksi dilakukan dalam jumlah cukup banyak.

"Mungkin karena ada isu (corona) ini ya, jadinya kemarin-kemarin itu ada yang sampai beli banyak," jelas dia.

Saat ditanya terkait hand sanitizer, ia juga mengaku stok produk satu ini pun kosong beberapa hari terakhir.

"Nggak ada juga, udah berapa hari ini kosong, sama kayak masker itu," kata dia.

Sementara itu sebelumnya, hal yang sama juga Tribunnews lihat pada ketersediaan stok masker dan hand sanitizer di minimarket kawasan Kota Bambu Utara, Jakarta Barat, Senin (2/3/2020) siang.

Masker memang masih tersedia, namun terlihat terbatas, hanya tersisa 3 pack.

"Hanya itu aja maskernya, yang untuk hijab habis, yang ada coraknya juga sudah habis, hanya ada yang abu-abu itu," kata pegawai minimarket di Kota Bambu Utara.

Hand sanitizer pun untuk sementara waktu tidak tersedia di minimarket itu.

"Hand sanitizer juga nggak ada, kemarin banyak yang beli," jelas dia.

Di Glodok, harga masker yang dijual per pack bahkan mencapai Rp 850.000, isinya pun hanya 50 lembar.

Sedangkan di platform e-commerce, harga melonjak drastis.

Tribunnews pun melakukan penelusuran pada Selasa (3/3/2020) di beberapa situs e-commerce yang menawarkan penjualan masker, mulai dari surgical mask yang biasa beredar di pasaran hingga masker jenis N95.

Harga yang ditawarkan dari beberapa pedagang yang tergabung pun beragam, mulai dari harga normal hingga mencapai harga fantastis yakni Rp 1.750.000 untuk jenis surgical mask yang biasa ditemui di pasaran dengan merk Sensi.

Seperti yang terlihat di situs Blibli, harga yang ditawarkan per box mulai dari normal hingga menyentuh angka tersebut dengan isi 50 pcs.

Sementara untuk masker tipe N95 menyentuh angka Rp 1.600.000 untuk 20 pcs.

Di situs lainnya seperti Lazada pun tidak jauh berbeda, karena harga yang ditawarkan beragam dengan merk yang berbeda-beda pula.

Namun menariknya harga tertinggi untuk penawaran penjualan surgical mask dengan merk Sensi, per boxnya juga diantaranya menyentuh angka Rp 1.500.000 untuk isi 50 pcs.

Sementara masker dengan tipe R95 ditawarkan nyaris satu jutaan rupiah atau seharga Rp 987.500.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas